Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Eskalasi Perang Dagang Paksa Rupiah Keok Tembus Level Psikologis 16.400

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

Eskalasi Perang Dagang Paksa Rupiah Keok Tembus Level Psikologis 16.400
Foto: Petugas menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS. (Antara/Muhammad Adimaja)

Pantau - Kekhawatiran investor atas eskalasi perang dagang antara Amerika Serikat (AS) dengan Kanada memaksa nilai tukar (kurs) rupiah keok lawan dolar AS sehingga tembus level psikologis 16.400.

Rupiah diperkirakan akan kembali melemah hari ini oleh kekhawatiran tarif Trump dan eskalasi perang dagang setelah ancaman Trump untuk menaikkan tarif Kanada dua kali lipat.

Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong mengungkapkan itu seperti dikutip ANTARA di Jakarta, Rabu (12/3/2025).

Perang dagang dimaksud adalah kebijakan Presiden AS Donald Trump yang menaikkan tarif menjadi dua kali lipat dari 25 persen ke 50 persen atas baja dan aluminium.

Baca juga: Kekhawatiran Pelambatan Ekonomi Global Bikin Rupiah Cemberut

Di sisi lain, Ottawa merespons dengan menerapkan pajak 25 persen pada ekspor listrik ke AS, menyusul Trump yang menggandakan tarif terhadap baja dan aluminium Kanada.

“Retaliasi Kanada dengan penerapan biaya tambahan 25 persen untuk pasokan listrik dari Ontario ke Michigan, New York, dan Minnesota,” tutur Lukman.

Sentimen itu memperparah rupiah yang juga memperoleh sentimen negatif dari proyeksi Goldman Sachs Group Inc. Ini terkait defisit Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) Indonesia yang akan semakin melebar dan mendekati batas, yakni 2,9 persen pada 2025. Posisi ini jelas lebih lebar dari target pemerintah sebesar 2,53 persen.

Tak tanggung-tanggung, peringkat obligasi negara Indonesia tenor 10 dan 20 tahun diturunkan menjadi neutral oleh Goldman Sachs. Ini juga menurunkan peringkat saham Indonesia dari overweight menjadi market weight.

Baca juga: Pelemahan Dolar AS Beri Ruang Penguatan Terbatas bagi Rupiah

Risiko itu dinilai para analis Goldman Sachs, berpusat pada kekhawatiran atas kondisi ekonomi. Ini sebagai buntut dari Presiden Prabowo yang mengumumkan serangkaian langkah pemerintah, termasuk realokasi anggaran, dan pembentukan dana kekayaan negara.

Begitu juga dengan perluasan kebijakan perumahan untuk keluarga berpenghasilan rendah. Kebijakan itu diproyeksikan dapat memperburuk defisit.

“Penurunan rating obligasi akan memicu kenaikan pada imbal hasil obligasi yang akan menekan rupiah,” timpal dia.

Nilai tukar rupiah pada pembukaan perdagangan hari Rabu di Jakarta melemah hingga 34 poin atau 0,21 persen menjadi Rp16.443 per dolar AS dari sebelumnya Rp16.409 per dolar AS.

Baca juga: Data Ekonomi AS yang Variatif bakal Tentukan Arah Nilai Tukar Rupiah

Penulis :
Ahmad Munjin
Editor :
Ahmad Munjin