
Pantau - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) anjlok 6,12 persen atau turun 395,86 poin ke level 6.076,08 hingga akhir sesi pertama perdagangan Selasa (18/3/2025).
Bursa Efek Indonesia (BEI) bahkan memberlakukan trading halt pada pukul 11.19 WIB setelah koreksi tajam, pertama kali sejak pandemi Covid-19 pada Maret 2020.
Pengamat ekonomi, Ichsanuddin Noorsy menilai, protes terhadap Danantara dan revisi Undang-Undang TNI menjadi faktor internal yang memicu kejatuhan IHSG.
“Selain itu, rendahnya daya beli masyarakat sejak 2015, persaingan tidak sehat antara bunga tabungan dan obligasi, serta meningkatnya angka PHK turut memperburuk kondisi pasar,” ujar Noorsy, Rabu (19/3/2025).
Noorsy juga menyoroti dampak ketidakstabilan politik, termasuk isu ijazah palsu yang memicu ketidakpercayaan politik (political distrust).
Baca Juga: IHSG Tumbang, Ekonom: Buat Kebijakan yang Dapat Kurangi ‘Uncertainty’
Ia berpendapat, jika kondisi ini berlanjut dan meningkatkan risiko politik (political risk) dalam peringkat kredit (credit rating), investor asing bisa menjauhi Indonesia, sementara pemodal domestik mencari perlindungan.
"Bukti paling sahih adalah pertemuan konglomerat di Istana yang tidak meningkatkan kepercayaan pasar, justru menambah ketidakpercayaan politik," ujarnya.
Lebih lanjut, Noorsy memperingatkan bahwa jika nilai tukar dolar AS mencapai Rp19.000-Rp20.000, krisis ekonomi akan sulit dihindari.
“Saat ini, Indonesia sudah berada di ambang resesi akibat keputusan ekonomi dan politik yang tidak beretika sejak putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 90/PUU-XXI/2023,” tandasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas