Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

IHSG Tumbang, Ekonom: Buat Kebijakan yang Dapat Kurangi ‘Uncertainty’

Oleh Ahmad Munjin
SHARE   :

IHSG Tumbang, Ekonom: Buat Kebijakan yang Dapat Kurangi ‘Uncertainty’
Foto: Ilustrasi. (iStockphoto.com)

Pantau - Pemerintah diharapkan dapat membuat kebijakan yang ampuh mengurangi ketidakpastian sehingga mendorong peningkatan kepercayaan investor.

Harapan itu datang dari ekonom Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) FEB UI Teuku Riefky sebagai respons atas penurunan tajam IHSG sehingga Busa Efek Indonesia (BEI) memberlakukan trading halt alias pembekuan sementara pada perdagangan Selasa (18/3/2025).

“Ini memang perlu diantisipasi oleh pemerintah adalah dengan mengurangi uncertainty (ketidakpastian) kebijakan di dalam negeri dan memang mendorong kebijakan-kebijakan yang membuat trust investor ini meningkat, seperti kepastian hukum, kepastian kebijakan, dan semacamnya,” kata Riefky seperti dikutip dari ANTARA di Jakarta, Selasa (18/3/2025).

Asal tahu saja, BEI pada Selasa melakukan pembekuan sementara perdagangan (trading halt) sistem perdagangan pada pukul 11:19:31 waktu Jakarta Automated Trading System (JATS).

Baca juga: Pengamat Bocorkan Biang Kerok IHSG Tumbang Lebih 6 Persen

Itu dilakukan lantaran penurunan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang mencapai lebih dari 5 persen.

Pada penutupan perdagangan sesi I, Selasa (18/03), IHSG bahkan tercatat ditutup melemah 395,87 poin atau 6,12 persen ke posisi 6.076,08. Nasib serupa dialami indeks LQ45 yang tercatat turun 38,27 poin atau 5,25 persen ke posisi 691,08.

Trading halt ini tampaknya dinilai Riefky, turut didorong oleh faktor ketidakpercayaan investor terhadap kondisi Indonesia. Ia mencontohkan kondisi fiskal dan ketidakpastian kebijakan lainnya. 

“Hal ini juga banyak menimbulkan penurunan kepercayaan dari masyarakat,” tuturnya.

Baca juga: Darurat! BEI Bekukan Sementara Perdagangan Saham Nyungsep 5 Persen

Selain faktor domestik, Ia juga mengamini, faktor global yang masih berlangsung turut mendorong penurunan IHSG. Itu termasuk faktor menjelang pengumuman hasil rapat gubernur bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed​​​​​​.

“Jadi, hal-hal seperti ini yang kemudian membuat banyak terjadinya capital outflow dari Indonesia,” timpal Riefky.

Direktur BEI Iman Rachman sebelumnya menyampaikan, volatilitas IHSG lebih disebabkan oleh berbagai faktor dari tingkat global.

Kebijakan tarif AS terhadap negara mitra dagangnya, menurut dia, telah menyebabkan dampak negatif ke berbagai negara berkembang, termasuk Indonesia. 

Baca juga: Goldman Sachs Pangkas Peringkat, IHSG Sekarat

Iman juga menjelaskan, volatilitas IHSG lebih disebabkan oleh berbagai akumulasi sentimen, tidak hanya berasal dari tingkat domestik.

Penulis :
Ahmad Munjin
Editor :
Ahmad Munjin