
Pantau - Institute for Essential Services Reform (IESR) mengambil langkah strategis dengan menginisiasi Komunitas Hidrogen Hijau Indonesia (KH2I) guna mempercepat pengembangan hidrogen hijau di Indonesia sebagai sumber energi berkelanjutan.
KH2I hadir sebagai wadah bagi pemangku kepentingan, termasuk akademisi, industri, dan pemerintah, untuk mempercepat riset, regulasi, serta aplikasi teknologi produksi hidrogen hijau.
Direktur Eksekutif IESR Fabby Tumiwa menegaskan bahwa produksi hidrogen hijau akan mempercepat pembangunan pembangkit energi terbarukan dan mendukung strategi mitigasi di sektor-sektor pengguna yang sulit menekan emisi, seperti industri berintensitas energi tinggi dan transportasi jarak jauh.
Manajer Proyek Green Energy Transition Indonesia (GETI) Erina Mursanti menambahkan bahwa komunitas ini akan menyediakan informasi, membangun jejaring ahli, serta menginisiasi kajian kebijakan guna mempercepat adopsi hidrogen hijau.
Tantangan dan Strategi Percepatan Hidrogen Hijau
Tantangan utama dalam adopsi hidrogen hijau adalah biaya produksi yang masih tinggi, berkisar antara 3,8 hingga 12 dolar AS per kg, atau sekitar empat kali lipat lebih mahal dibandingkan hidrogen abu-abu dari gas alam.
Namun, investasi global dalam hidrogen hijau meningkat pesat, dari 10 miliar dolar AS pada 2020 menjadi 75 miliar dolar AS pada 2024, menunjukkan prospek positif bagi teknologi ini.
IESR mendorong percepatan ekosistem hidrogen hijau melalui enam langkah strategis, termasuk perumusan strategi nasional, kebijakan peningkatan daya saing harga, serta sistem sertifikasi dan pelacakan asal-usul hidrogen hijau untuk transparansi pasar internasional.
Sementara itu, pemerintah tengah menyusun peta jalan hidrogen dan amonia nasional yang dijadwalkan diluncurkan pada April 2025 dalam acara Global Hydrogen Ecosystem Summit (GHES). Koordinator Pelayanan dan Pengawasan Usaha Aneka Energi Baru Terbarukan Kementerian ESDM Muhamad Alhaqurahman Isa menyatakan bahwa peta jalan ini akan mencakup strategi implementasi, rencana aksi, serta sistem evaluasi dan pengawasan.
IESR juga turut mensponsori pelaksanaan GHES 2025 dan akan mempresentasikan perkembangan ekosistem hidrogen hijau di Indonesia dalam acara tersebut.
- Penulis :
- Pantau Community