Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

BI DIY: Normalisasi Tarif Listrik Jadi Pemicu Utama Lonjakan Inflasi Bulanan

Oleh Pantau Community
SHARE   :

BI DIY: Normalisasi Tarif Listrik Jadi Pemicu Utama Lonjakan Inflasi Bulanan
Foto: Diskon Listrik Berakhir, Inflasi DIY Tembus 1,25 Persen pada Maret 2025

Pantau - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat inflasi bulanan sebesar 1,25 persen pada Maret 2025, dipicu oleh berakhirnya kebijakan diskon tarif listrik dari pemerintah.

Kepala KPw BI DIY Ibrahim menjelaskan bahwa inflasi terutama berasal dari kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga (BBRT), menyusul normalisasi tarif listrik setelah diskon dari PT PLN tidak lagi berlaku.

"Diskon 50 persen untuk pelanggan rumah tangga dengan daya hingga 2.200 VA tidak lagi diberlakukan pada Maret, sehingga tarif kembali normal," ujar Ibrahim.

Normalisasi ini berdampak pada dua kelompok pelanggan, yaitu prabayar dan pascabayar.

Untuk pelanggan prabayar, pembelian token listrik Maret tidak lagi mendapat potongan harga.

Sedangkan pelanggan pascabayar mulai merasakan dampaknya pada tagihan Maret yang mencerminkan pemakaian Februari, periode terakhir pemberlakuan diskon.

Harga Pangan dan Emas Ikut Picu Kenaikan Inflasi

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi tahunan DIY tercatat sebesar 0,52 persen (year on year).

Inflasi bulanan tercatat sebesar 1,29 persen di Kota Yogyakarta dan 1,24 persen di Kabupaten Gunungkidul.

Selain listrik, inflasi juga didorong oleh kenaikan harga emas perhiasan serta komoditas pangan seperti bawang merah dan cabai rawit menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri 1446 H.

Namun, tekanan dari kelompok makanan tertahan oleh deflasi pada komoditas sayuran seperti buncis, tomat, dan kacang panjang.

Ibrahim tetap optimistis inflasi DIY dapat dikendalikan dalam target nasional sebesar 2,5±1 persen sepanjang 2025.

KPw BI DIY bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus memperkuat sinergi dalam pengendalian harga melalui program seperti Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) dan MRANTASI.

" Kami juga mendukung inisiasi pembentukan sistem logistik daerah oleh PT Taru Martani dan mendorong penguatan kerja sama antar daerah untuk menjamin kelancaran pasokan," tambah Ibrahim.

Penulis :
Pantau Community