Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Rupiah Menguat Usai Trump Umumkan Gencatan Senjata Iran-Israel, Dibantu Sikap Dovish The Fed

Oleh Balian Godfrey
SHARE   :

Rupiah Menguat Usai Trump Umumkan Gencatan Senjata Iran-Israel, Dibantu Sikap Dovish The Fed
Foto: Rupiah Menguat Usai Trump Umumkan Gencatan Senjata Iran-Israel, Dibantu Sikap Dovish The Fed(Sumber: ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/bar/pri.)

Pantau - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat menguat pada Selasa pagi, 24 Juni 2025, didorong oleh meredanya ketegangan geopolitik di Timur Tengah serta sinyal dovish dari bank sentral AS.

Analis Doo Financial Futures, Lukman Leong, menyebut bahwa pernyataan Presiden AS Donald Trump mengenai kesepakatan gencatan senjata antara Iran dan Israel menjadi pemicu utama penguatan rupiah.

Trump mengumumkan melalui Truth Social bahwa Iran dan Israel telah menyepakati gencatan senjata penuh, yang akan dimulai enam jam setelah pernyataan tersebut.

Dalam rincian waktu yang disampaikan Trump, Iran disebut akan menghentikan aksi militer lebih dulu, kemudian diikuti Israel 12 jam setelahnya, dan secara resmi perang dinyatakan berakhir dalam 24 jam.

Iran Bantah Ada Kesepakatan, Tapi Siap Tahan Diri

Namun, Menteri Luar Negeri Iran, Abbas Araghchi, membantah telah ada kesepakatan resmi soal gencatan senjata.

Melalui pernyataan di media sosial X, Araghchi menegaskan bahwa Iran tidak berniat melanjutkan serangan jika Israel menghentikan agresinya paling lambat pukul 04.00 waktu Teheran.

Iran sebelumnya meluncurkan rudal ke Pangkalan Militer AS Al Udeid di Qatar sebagai balasan atas serangan AS ke tiga fasilitas nuklir Iran.

Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran menyatakan bahwa jumlah rudal yang diluncurkan setara dengan jumlah bom yang digunakan AS dalam serangan sebelumnya.

Korps Garda Revolusi Islam Iran menyebut serangan itu sebagai pesan langsung kepada Gedung Putih dan sekutu-sekutunya.

Dukungan dari Sinyal Dovish The Fed

Selain faktor geopolitik, penguatan rupiah turut didorong oleh sikap dovish dari pejabat The Fed, Michelle Bowman.

Ia menyatakan bahwa inflasi AS telah mendekati target, dan saat ini adalah waktu yang tepat untuk mempertimbangkan penurunan suku bunga.

Pernyataan tersebut memicu pelemahan dolar AS terhadap sejumlah mata uang utama dunia, termasuk rupiah.

Pada pembukaan perdagangan Selasa pagi, rupiah tercatat menguat 111 poin atau 0,67 persen ke posisi Rp16.381 per dolar AS, dari sebelumnya Rp16.492 per dolar AS.

Penulis :
Balian Godfrey