
Pantau - Wakil Menteri Perdagangan Republik Indonesia, Dyah Roro Esti Widya Putri, bertemu dengan Perdana Menteri Selandia Baru, Christopher Luxon, dalam kunjungan resmi di Wellington pada Senin, 1 Juli 2025.
Pertemuan bilateral tersebut membahas langkah konkret untuk meningkatkan kerja sama perdagangan antara Indonesia dan Selandia Baru dalam kerangka kemitraan yang inklusif dan berkelanjutan.
Dalam pertemuan itu, Wamendag Roro menegaskan pentingnya memperkuat kolaborasi jangka panjang tidak hanya di sektor perdagangan dan investasi, tetapi juga di bidang pendidikan, inovasi, dan diplomasi budaya.
"Kunjungan kami ke sini diharapkan mampu meningkatkan hubungan bilateral kedua negara melalui komitmen bersama untuk memajukan kerja sama regional yang inklusif dan berkelanjutan," ungkapnya.
Penghargaan dan Komitmen Regional
Dalam kunjungan tersebut, Wamendag Roro menerima penghargaan Prime Minister's Fellowship for ASEAN yang diserahkan langsung oleh PM Luxon sebagai bentuk pengakuan atas kontribusi Indonesia di kawasan.
"Ini merupakan penghargaan juga terhadap upaya Indonesia dalam memperkuat hubungan kawasan, perdagangan inklusif, dan pembangunan berkelanjutan di Asia Tenggara," ia mengungkapkan.
Indonesia juga menyampaikan komitmennya untuk menyelesaikan ratifikasi Protokol Kedua AANZFTA pada kuartal ketiga 2025, yang mendukung program nasional "UMKM Bisa Ekspor".
Roro menyoroti potensi ekspor industri kreatif Indonesia, khususnya yang berbasis keberlanjutan dan teknologi energi terbarukan, sebagai peluang kerja sama baru yang dapat dikembangkan.
Ia juga melaporkan perkembangan aksesi Indonesia ke Comprehensive and Progressive Agreement for Trans-Pacific Partnership (CPTPP), dan berharap Selandia Baru mendukung pembentukan Accession Working Group (AWG) sebagai negara penyimpan perjanjian.
Selain itu, Indonesia menegaskan kembali targetnya untuk menyelesaikan aksesi ke Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) pada 2027, setelah menyerahkan Initial Memorandum dalam pertemuan Menteri OECD di Paris, Juni lalu.
"Kolaborasi yang lebih erat diharapkan dapat mendukung pertumbuhan ekonomi kedua negara serta memperkuat posisi Indonesia di rantai nilai global," ujar Roro.
Target Perdagangan dan Statistik Ekonomi
Nilai perdagangan Indonesia–Selandia Baru pada tahun 2024 tercatat sebesar 1,9 miliar dolar AS.
Melalui Indonesia–New Zealand Comprehensive Partnership Plan of Action (PoA) 2025–2029, kedua negara menargetkan peningkatan nilai perdagangan hingga 3,6 miliar dolar AS pada tahun 2029.
Ekspor Indonesia ke Selandia Baru tercatat naik sebesar 15 persen menjadi 680 juta dolar AS, sementara impor dari Selandia Baru naik 8,97 persen menjadi 1,24 miliar dolar AS.
Dengan kondisi tersebut, Indonesia mengalami defisit perdagangan sebesar 555 juta dolar AS.
Selandia Baru saat ini menempati peringkat ke-36 sebagai mitra dagang ekspor Indonesia dan ke-27 sebagai sumber impor.
Indonesia optimis bahwa kerja sama yang ditingkatkan dapat memperkecil defisit dan membuka peluang pertumbuhan ekspor ke pasar-pasar prioritas di kawasan Pasifik.
- Penulis :
- Aditya Yohan