
Pantau - Kementerian Investasi dan Hilirisasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyatakan telah menerima banyak minat investasi di sektor hilirisasi batu bara dari berbagai perusahaan nasional, termasuk PT Bukit Asam dan PGN, yang mengusulkan penggunaan teknologi alternatif dalam pengolahan komoditas tersebut.
"Jadi memang cukup banyak minat yang masuk yang sudah kami coba absorb aspirasinya. Jadi memang ada beberapa teknologi yang diusulkan melalui PT Bukit Asam dan juga PGN dalam mengusung teknologi alternatif dalam mengolah batu bara ini," ungkap perwakilan BKPM.
Beberapa perusahaan lain juga telah menyampaikan potensi pengembangan produk turunan dari hilirisasi batu bara, dan saat ini BKPM sedang melakukan inventarisasi terhadap seluruh minat investasi tersebut.
Dorong Produk Turunan Strategis dan Substitusi LPG
Masuknya minat investasi diharapkan dapat memperkaya dan memperkuat peta jalan hilirisasi batu bara nasional, yang telah disusun untuk periode 2023–2040.
Dalam peta jalan tersebut, terdapat dua sasaran utama:
Menggantikan subsidi 100 persen Liquefied Petroleum Gas (LPG) tertentu dengan Dimethyl Ether (DME),
Memenuhi kebutuhan domestik akan kokas dan semi kokas.
Target utama produk hilirisasi batu bara meliputi DME, methanol, serta kokas/semi kokas yang memiliki nilai tambah tinggi dan mendukung kebutuhan energi nasional.
Seiring dengan itu, Harga Batu Bara Acuan (HBA) periode pertama Juli 2025 ditetapkan sebesar 107,35 dolar AS per ton atau sekitar Rp1,74 juta per ton.
Angka ini mengalami kenaikan 8,74 dolar AS atau 8,86 persen dibandingkan HBA periode kedua Juni 2025 yang berada di angka 98,61 dolar AS atau sekitar Rp1,59 juta per ton.
Penetapan ini mengacu pada Keputusan Menteri ESDM Nomor 72 Tahun 2025 tentang Pedoman Penetapan Harga Patokan untuk Penjualan Komoditas Mineral Logam dan Batu Bara.
Potensi Investasi Capai Rp518 Triliun, Target Hilirisasi 2025 Lebih Tinggi
BKPM mencatat bahwa potensi investasi dari sektor komoditas batu bara dapat mencapai 31,82 miliar dolar AS atau sekitar Rp518 triliun.
Dampak ekonomi dari investasi ini mencakup:
- Penyerapan tenaga kerja sebanyak 23.160 orang,
- Kontribusi terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) sebesar 2,26 miliar dolar AS atau Rp36 triliun,
- Peningkatan nilai ekspor hingga 11,3 miliar dolar AS atau Rp184 triliun.
Tahun ini, BKPM menargetkan realisasi investasi hilirisasi sebesar Rp521,4 triliun, mencakup 15 komoditas prioritas sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2025–2029.
Langkah ini sejalan dengan agenda nasional untuk memperkuat industri dalam negeri, mengurangi ketergantungan impor energi, serta meningkatkan ketahanan ekonomi nasional melalui pengembangan sektor hilirisasi yang berkelanjutan.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Ahmad Yusuf