Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

PT Bukit Asam Tanam 500 Bibit Aren dan Bambu di Sawahlunto, Ubah Lahan Tambang Jadi Kawasan Konservasi Produktif

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

PT Bukit Asam Tanam 500 Bibit Aren dan Bambu di Sawahlunto, Ubah Lahan Tambang Jadi Kawasan Konservasi Produktif
Foto: (Sumber: program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) PTBA di wilayah Unit Kerja Ombilin Mining Site PT Bukit Asam Tbk (PTBA) di di Desa Santur, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat. ANTARA/HO-PTBA.)

Pantau - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menanam 500 bibit tanaman aren dan bambu di Desa Santur, Kecamatan Barangin, Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, sebagai bagian dari Program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan di wilayah Unit Kerja Ombilin Mining Site.

Penanaman dilakukan di lahan bekas tambang yang kini dialihfungsikan menjadi ruang konservasi dan pemberdayaan masyarakat.

Sinergi Korporasi dan Warga Lokal Bangun Hutan Konservasi

Wali Kota Sawahlunto, Riyanda Putra, mengapresiasi keterlibatan PTBA dalam mengembangkan pemanfaatan lahan secara kreatif dan berkelanjutan.

"Dengan bantuan PTBA, kawasan ini dikembangkan menjadi lahan konservasi dengan penanaman bibit aren dan bambu. Semoga apa yang kita tanam hari ini bisa memberi manfaat jangka panjang bagi masyarakat dan generasi mendatang," ungkapnya.

Total bibit yang ditanam terdiri dari 300 bibit aren dan 200 bibit bambu.

Kegiatan ini melibatkan kelompok tani lokal yang dipimpin oleh Riki Ekoni, dengan tujuan mewujudkan kawasan hutan konservasi yang utuh dan lestari.

"Target kami, bibit-bibit ini bisa tumbuh besar dan menjadikan kawasan ini sebagai hutan konservasi yang utuh. Kami berkomitmen untuk menjaga dan merawatnya," tegas Riki.

Dukungan Lingkungan dan Ekonomi, Ciptakan Peluang Usaha Baru

Program ini dirancang untuk melakukan rehabilitasi ekologis sambil mengintegrasikan pelestarian lingkungan dengan penguatan ekonomi masyarakat sekitar.

Secara ekologis, tanaman aren dan bambu berfungsi mencegah erosi, memperkuat struktur tanah, menyerap karbon, serta menjaga keseimbangan ekosistem di kawasan bekas tambang.

Sementara itu, dari sisi ekonomi, pohon aren menghasilkan nira yang dapat diolah menjadi gula aren, sedangkan bambu memiliki potensi sebagai bahan bangunan dan kerajinan tangan bernilai jual tinggi.

Program ini juga membuka peluang usaha baru bagi masyarakat sekitar yang terlibat langsung dalam perawatan dan pengelolaan lahan konservasi.

PTBA menegaskan bahwa tanggung jawab perusahaan tidak hanya terbatas pada operasional, tetapi juga mencakup aspek sosial, lingkungan, dan masa depan komunitas di sekitar wilayah kerja.

Dengan mengubah lahan pascatambang menjadi lahan produktif dan berkelanjutan, PTBA berharap program ini menjadi solusi jangka panjang bagi kesejahteraan masyarakat dan kelestarian lingkungan di Sawahlunto.

Penulis :
Aditya Yohan