
Pantau - Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menegaskan bahwa hubungan industrial yang harmonis dalam perusahaan merupakan elemen kunci untuk menciptakan iklim ketenagakerjaan yang sehat.
Dalam keterangannya yang diterima di Jakarta pada Jumat (8/8), Yassierli menyampaikan bahwa berbagai tantangan ketenagakerjaan saat ini seringkali bersumber dari persoalan hubungan industrial yang belum ideal.
"Kalau hubungan industrial harmonis, maka akan tercipta budaya kerja yang transformatif, di mana buruh dan pengusaha dapat membentuk tim kerja yang luar biasa," ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa budaya kerja yang transformatif hanya dapat terbangun jika ada visi bersama antara buruh dan pengusaha.
"Mereka memiliki visi bersama. Istilah kita itu buruh sejahtera, industrinya kuat dan maju. Core-nya ini culture," ia mengungkapkan.
Hubungan Industrial Jadi Solusi Beragam Masalah Ketenagakerjaan
Menurut Yassierli, kondisi hubungan industrial yang harmonis dan kondusif dapat menjadi solusi atas berbagai tantangan yang dihadapi dunia kerja saat ini.
"Ketika hubungan industrial mencapai kondisi yang harmonis dan kondusif, maka banyak tantangan ketenagakerjaan yang akan terselesaikan dengan sendirinya," jelasnya.
Beberapa tantangan yang dapat diatasi melalui pendekatan ini antara lain adalah penguatan link and match antara dunia pendidikan dan industri, optimalisasi Balai Latihan Kerja (BLK), serta penyediaan pekerjaan yang layak dan inklusif bagi kelompok rentan.
Selain itu, Yassierli menyebut tantangan lain seperti penyusunan regulasi ketenagakerjaan yang adaptif, penegakan hukum terhadap norma ketenagakerjaan dan aspek Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3), hingga penerapan hubungan industrial yang transformatif.
Stabilitas Hubungan Industrial Dorong Iklim Investasi
Yassierli juga menyoroti bahwa hubungan industrial yang harmonis bukan hanya penting bagi pekerja dan pengusaha, tetapi juga berdampak besar terhadap iklim investasi nasional.
Ia mengatakan bahwa stabilitas hubungan industrial menjadi salah satu indikator utama yang diperhitungkan oleh para investor, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
"Kenapa orang mau berinvestasi di suatu negara? Karena situasinya kondusif. Itu yang harus kita bangun. Kondusif dalam arti adanya norma, nilai dan kesatuan visi," pungkasnya.
- Penulis :
- Aditya Yohan