
Pantau - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) menegaskan bahwa swasembada pangan, khususnya pada komoditas beras, menjadi prioritas utama pembangunan nasional guna memperkuat kedaulatan bangsa dan meningkatkan kesejahteraan petani Indonesia.
Fokus Pemerintah pada Swasembada Beras
Tenaga Ahli Kementerian PPN/Bappenas RI, Frans B.M. Dabukke, menyampaikan bahwa Presiden Prabowo Subianto menargetkan percepatan swasembada pangan dengan fokus pada beras, serta penguatan ketahanan energi dan air.
Frans menuturkan bahwa di Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional atau Bappenas, perencanaan telah disusun dengan menjadikan swasembada pangan sebagai prioritas utama, dan kegiatan pokoknya adalah pencapaian swasembada beras.
Pernyataan tersebut disampaikan dalam acara Festival Panen Raya Komunitas 10 Ton yang digelar Syngenta Indonesia di Subang, Jawa Barat.
Ia menegaskan pentingnya sinergi antara Bappenas, kementerian/lembaga terkait, dan pelaku usaha untuk mewujudkan swasembada beras yang diharapkan dapat meningkatkan produktivitas sekaligus kesejahteraan petani.
Menurutnya, swasembada pangan yang dicanangkan Presiden diarahkan agar kebutuhan pangan nasional tercukupi dan petani dapat menikmati hasil yang menyejahterakan.
Kebijakan Harga dan Lonjakan Produksi Nasional
Program swasembada pangan tidak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan masyarakat, tetapi juga mendorong peningkatan kesejahteraan petani melalui kebijakan harga gabah yang stabil dan adil.
Pemerintah telah menetapkan kebijakan harga gabah sebesar Rp6.500 per kilogram untuk memberikan kepastian pendapatan bagi petani, meningkatkan motivasi budidaya padi, dan memperkuat keberlanjutan produksi nasional.
Melalui arahan Presiden, Menko Pangan, dan Badan Pangan Nasional bersama Kementerian Pertanian, kebijakan tersebut menjadi instrumen penting untuk menjamin kesejahteraan petani dan menjaga stabilitas harga.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan optimisme bahwa Indonesia akan segera mencapai swasembada beras.
"Insya Allah dalam tiga bulan ke depan, bila tidak ada aral melintang, kami bisa umumkan bahwa Indonesia sudah swasembada beras," ungkapnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras Januari–November 2025 diperkirakan mencapai 33,19 juta ton, naik 12,62 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2024 yang sebesar 29,47 juta ton.
Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M. Habibullah menyebutkan bahwa peningkatan produksi menjadi jaminan ketersediaan pangan pokok nasional.
"Dengan produksi Januari–November yang diperkirakan menembus 33 juta ton, ketersediaan pangan pokok kita semakin terjamin. Beras bukan lagi faktor pendorong inflasi, melainkan penopang stabilitas harga dan daya beli masyarakat," ujarnya.
Data terbaru BPS tersebut menunjukkan bahwa capaian produksi Indonesia semakin mendekati proyeksi lembaga internasional seperti Food and Agriculture Organization (FAO) dan United States Department of Agriculture (USDA).
USDA memperkirakan produksi beras Indonesia mencapai 34,6 juta ton pada tahun 2025, sementara FAO memproyeksikan produksi mencapai 35,6 juta ton pada masa tanam 2025/2026.
Bappenas menegaskan bahwa kolaborasi lintas sektor antara pemerintah, penyuluh, dan swasta menjadi kunci sukses menuju swasembada pangan dan energi, demi memperkuat ketahanan nasional di masa depan.
- Penulis :
- Leon Weldrick