Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Sentimen The Fed Tekan Rupiah, Diprediksi Melemah ke Kisaran Rp16.500–Rp16.650 per Dolar AS

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Sentimen The Fed Tekan Rupiah, Diprediksi Melemah ke Kisaran Rp16.500–Rp16.650 per Dolar AS
Foto: (Sumber: Ilustrasi - Petugas menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di tempat penukaran uang asing di Jakarta. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/foc/aa..)

Pantau - Nilai tukar rupiah diperkirakan akan melemah akibat pernyataan hawkish dari dua pejabat Federal Reserve (The Fed), Lorie K. Logan dan Philip Jefferson, yang menyoroti perlunya kehati-hatian dalam menurunkan suku bunga.

Prediksi Pelemahan Rupiah Dipengaruhi Pernyataan Pejabat The Fed

Analis mata uang dari Doo Financial Futures, Lukman Leong, mengatakan bahwa rupiah berpotensi melemah dalam waktu dekat.

Menurutnya, pernyataan dari Lorie K. Logan dan Philip Jefferson menunjukkan bahwa The Fed belum siap menurunkan suku bunga secara agresif.

Jefferson menyatakan bahwa inflasi di Amerika Serikat masih jauh dari target yang ditetapkan oleh The Fed.

Ia juga mengungkapkan adanya ketidakpastian dalam arah kebijakan ekonomi AS, termasuk kebijakan tarif yang memengaruhi proyeksi inflasi.

Sementara itu, Lorie Logan menyampaikan bahwa konsumsi rumah tangga dan investasi bisnis yang masih kuat dapat menimbulkan tekanan inflasi lebih lanjut.

Karena hal tersebut, Bank Sentral AS dinilai harus lebih berhati-hati dalam mengambil langkah pelonggaran moneter.

Lukman menilai bahwa meskipun pernyataan para pejabat tersebut tidak banyak mengubah prospek Fed Funds Rate (FFR), dampaknya tetap signifikan terhadap pergerakan jangka pendek dolar AS.

Proyeksi Suku Bunga dan Dampaknya terhadap Rupiah

Mengutip laporan Anadolu, lembaga pemeringkat internasional S&P Global memperkirakan bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) sebelum akhir tahun 2025.

Selain itu, diprediksi akan ada pelonggaran tambahan sebesar 50 bps pada tahun 2026.

Sementara itu, isu penutupan pemerintahan (government shutdown) AS yang sempat menjadi perhatian pasar dinilai tidak berdampak besar.

"Seperti tahun-tahun sebelumnya, shutdown ini diperkirakan tidak akan berlangsung lama," ungkap Lukman Leong.

Dengan mempertimbangkan berbagai faktor eksternal tersebut, rupiah diproyeksikan bergerak dalam kisaran Rp16.500 hingga Rp16.650 per dolar AS.

Namun demikian, pada pembukaan perdagangan hari Senin di Jakarta, rupiah justru mencatatkan penguatan tipis sebesar 1 poin atau 0,01 persen menjadi Rp16.562 per dolar AS.

Sebelumnya, nilai tukar rupiah berada di level Rp16.563 per dolar AS.

Penulis :
Ahmad Yusuf