
Pantau - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) ditutup menguat pada perdagangan Jumat sore, 10 Oktober 2025, meskipun mayoritas bursa saham di kawasan Asia mencatatkan pelemahan.
IHSG naik sebesar 6,92 poin atau 0,08 persen ke posisi 8.257,86.
Sementara itu, indeks LQ45 justru mengalami penurunan sebesar 6,53 poin atau 0,82 persen ke level 793,61.
"IHSG ditutup menguat, setelah sebelumnya sempat mengalami pullback karena profit taking pada akhir pekan serta rupiah yang melemah tipis terhadap dolar AS," ungkap Kepala Riset Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, dalam kajian di Jakarta.
IHSG dibuka melemah dan berada di zona negatif hingga penutupan sesi pertama perdagangan.
Namun pada sesi kedua, indeks berhasil berbalik arah dan bergerak di zona hijau hingga akhir sesi.
Pergerakan Sektor dan Saham
Berdasarkan Indeks Sektoral IDX-IC, sembilan sektor mencatatkan penguatan.
Sektor transportasi & logistik mencatat kenaikan tertinggi sebesar 3,04 persen, diikuti sektor infrastruktur yang naik 2,18 persen dan sektor barang baku yang menguat 1,64 persen.
Sebaliknya, dua sektor mengalami pelemahan, yaitu sektor keuangan yang turun 1,26 persen dan sektor barang konsumen non primer yang melemah 0,28 persen.
Saham-saham yang mencatatkan penguatan terbesar antara lain AYLS, NTBK, ASPI, FUJI, dan GULA.
Sedangkan saham yang mengalami penurunan terdalam adalah RELI, UANG, CBRE, UFOE, dan POLU.
Frekuensi perdagangan tercatat sebanyak 2.456.126 kali transaksi.
Volume saham yang diperdagangkan mencapai 48,15 miliar lembar dengan nilai transaksi sebesar Rp24,14 triliun.
Terdapat 338 saham yang naik, 331 saham turun, dan 133 saham stagnan.
Sentimen Pasar Domestik dan Global
Dari dalam negeri, pelaku pasar mencermati sejumlah rilis data penting yang akan diumumkan pekan depan, terutama data Foreign Direct Investment (FDI) kuartal III-2025.
FDI diperkirakan turun sebesar 6 persen secara tahunan (year on year), melanjutkan tren penurunan pada kuartal sebelumnya yang tercatat minus 7 persen (yoy).
Dari Asia, pelaku pasar menunggu data neraca perdagangan dan inflasi China untuk bulan September 2025.
Sementara dari kawasan Eropa, data tingkat pengangguran di Inggris dan indeks sentimen ekonomi ZEW dari Jerman akan menjadi perhatian investor.
Dari Amerika Serikat, dua data inflasi penting dijadwalkan rilis, yaitu Consumer Price Index (CPI) pada Rabu, 15 Oktober 2025, dan Producer Price Index (PPI) pada Kamis, 16 Oktober 2025.
Sementara itu, bursa saham kawasan Asia tercatat melemah pada penutupan perdagangan sore.
Indeks Nikkei Jepang turun 496,44 poin atau 1,02 persen ke 48.084,00.
Indeks Shanghai merosot 36,94 poin atau 0,94 persen ke posisi 3.897,03.
Indeks Hang Seng Hong Kong anjlok 462,27 poin atau 1,73 persen ke level 26.290,32.
Indeks Straits Times Singapura turun 13,44 poin atau 0,30 persen ke posisi 4.427,06.
- Penulis :
- Shila Glorya