Pantau.com - Tahun ini akan menjadi ujian besar bagi China, seberapa jauh transisi investasi yang didukung negara ke konsumsi domestik untuk pendorong pertumbuhan.
Presiden Cina Xi Jinping telah memperingatkan, karena negaranya saat ini sedang menghadapi perlambatan ekonomi, yang belum pernah terjadi selama hampir 30 tahun. Serangkaian langkah-langkah stimulus telah diluncurkan oleh pemerintah.
"Tujuan China bukanlah pertumbuhan, itu stabilitas," kata ekonom Andy Xie dikutip BBC.
Baca juga: Klaim Ciptakan 30.000 Lapangan Kerja, Sandi 'Jual' OK OCE di Kandang Jokowi
"Pilihan untuk merangsang pertumbuhan lagi, itu tidak di atas meja. Tingkat utang terlalu tinggi, tidak seperti pada 2008," tambahnya.
Utang China meningkat dua kali lipat setelah krisis keuangan global 10 tahun lalu, menjadi sekitar 300 persen dari ukuran ekonominya.
"Levelnya sangat tinggi sekarang tidak mudah untuk menggerakkan perekonomian," kata Xie.
Ia menilai, apakah China ingin meminjam lebih banyak untuk membangun, atau mendorong orang untuk membeli. Ia berpikir Partai Komunis China yang berkuasa memiliki ruang yang lebih sedikit untuk bermanuver.
"Tidak mudah untuk menggerakkan jarum ketika alasnya begitu besar," katanya.
Baca juga: Kena Apes! Maskapai Murah Dilarang Terbang, Ribuan Penumpang Terlantar
Jadi, apa yang dilakukannya?
Langkah pertama adalah memotong beberapa pajak, untuk menaruh lebih banyak uang di kantong orang. Ini mengurangi tingkat cadangan bank, sehingga mereka tidak perlu menyimpan sebanyak mungkin modal dalam brankas, dan secara teori meminjamkan lebih banyak dan meningkatkan pengeluaran.
Dan ya, itu menghabiskan uang untuk proyek infrastruktur besar - kereta api, jembatan, dan kota baru yang luas di dekat Beijing.
- Penulis :
- Nani Suherni
