
Pantau.com - Bisnis digital banking atau bank digital tanpa pelayanan konvensional di Indonesia dinilai memiliki potensi yang cukup tinggi perkembangannya.
Pasalnya, berdasarkan riset Lembaga Survei Nielsen peningkatan pengguna bank digital cukup tinggi mencapai 4 kali lipat sejak tahun 2014 hingga 2018. Yakni dari 0,5 menjadi 2 persen.
Meski pengguna bank konvensional masih cukup tinggi yakni dari 23 persen menjadi 36 persen dan pengguna fitur mobile banking 28 persen menjadi 30 persen, tapi peningkatannya masih lebih signifikan pengguna digital banking.
Baca juga: Saham Nike Anjlok, Setelah Sepatu Atlet Basket Robek Saat Pertandingan
"Sekarang pemilik saving account user (di Indonesia) 36 persen tetap tumbuh dari 5 tahun sebelumnya, meski tidak secepat pertumbuhan smartphone dan internet tapi kita memperlihatkan potensi masih sangat besar terutama untuk saving dengan digital banking," ujar Associate Director Consumer Insights Nielsen, Inggit Primadevi saat ditemui dalam sebuah diskusi di Kuningan, Jakarta Selatan, Jumat (22/2/2019).
Inggit mengatakan potensi digital banking diproyeksikan semakin tinggi ditopang oleh peningkatan pengguna internet yang semakin melek digital (digital savvy)
Baca juga: 10 Negara Ini akan Dominasi Ekonomi Dunia, Indonesia Urutan 3 Salip China
"Digital banking mencapai 2 persen dari keseluruh pemilik tabungan di 9 kota di Indonesia, sehingga potensi digital bank masih sangat besar ditopang oleh internet user yang juga sudah sangat besar," katanya.
Selain itu kata Inggit, peningkatan pengguna digital banking juga diproyeksikan meningkat karena adanya persepsi positif terhadap online banking secara keseluruhan dianggap Inovatif, andal, nyaman bahkan dianggap aman.
"Preception towards online banking solution, melihat pandangan; positif karena (dalam survei) dianggap Inovatif 72 persen, Reliable 61 persen, Convenience 60 persen, dan Safety 53 persen," pungkasnya.
- Penulis :
- Nani Suherni