HOME  ⁄  Ekonomi

RAPBN 2020: Angka Kemiskinan Turun Jadi 9 Persen, Pengangguran?

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

RAPBN 2020: Angka Kemiskinan Turun Jadi 9 Persen, Pengangguran?

Pantau.com - Pemerintah dan Komisi XI DPR menyepakati target atau asumsi pertumbuhan ekonomi secara tahunan (year on year/yoy) sebesar 5,2 persen-5,5 persen untuk pembahasan Rancangan APBN (RAPBN) 2020, atau sedikit lebih rendah dari usulan pemerintah di 5,3 persen-5,6 persen.

"Kami melihat asumsi ini akan lebih pas," kata Ketua Komisi XI DPR Melchias Markus Mekeng di Jakarta, Senin (17/6/2019).

Komisi XI DPR awalnya bahkan meminta asumsi pertumbuhan ekonomi 2020 sebesar 5,2 persen-5,4 persen. Namun, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta jika usulan pemerintah dikoreksi, agar Komisi XI DPR menetapkan asumsi pertumbuhan ekonomi yang tidak jauh berbeda dari asumsi Bank Indonesia yang sebesar 5,1 persen-5,5 persen.

"Optimisme kami bisa (batas atas) 5,5 persen," ujar Sri Mulyani.

Baca juga: Dendam Akses Ekspor Khusus Dicabut, India Balas Naikkan Tarif Impor AS

Sementara, untuk asumsi makro ekonomi lainnya yang akan menjadi kerangka pembahasan Rancangan APBN 2020 dan akan dibahas di Badan Anggaran DPR RI yakni, tingkat inflasi 2 persen - 4 persen (yoy), tingkat Bunga Surat Perbendaharaan Negara 5 persen - 5,5 persen. Kemudian nilai tukar Rp14.000 per dolar AS - Rp14.500 per dolar AS. Sementara untuk target pembangunan di tingkat pengangguran: 4,8 persen-5,1 persen, tingkat kemiskinan 8,5 persen-9 persen, gini rasio 0,375-0,380 dan indeks pembangunan manusia 72,51.

Baca juga: Investasi Rp20 Miliar di Lokasi ini Bisa Terima Tax Holiday 50 Persen

Untuk mencapai target pertumbuhan tersebut, tentu pertumbuhan investasi. Sementara komponen lain dalam pertumbuhan adalah Konsumsi Rumah Tangga ditargetkan tumbuh 4,9 persen hingga 5,2 persen. Konsumsi pemerintah ditargetkan tumbuh 4,1 persen hingga 4,3 persen.

Ekspor diharapkan dapat memberi andil kepada pertumbuhan, dengan kontribusi pertumbuhan sebesar 5,5 persen hingga 7 persen. Sedangkan impor diperkirakan tumbuh 6 persen hingga 7,5 persen.

Penulis :
Nani Suherni