Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Menakar Nasib Ekspor RI di Tengah Perekonomian Global yang Turun

Oleh Nani Suherni
SHARE   :

Menakar Nasib Ekspor RI di Tengah Perekonomian Global yang Turun

Pantau.com - Perekonomian dunia diproyeksikan melambat pada tahun 2019 ini. Terutama, dengan adanya perang dagang antara dua pasar besar global, yakni AS dan China. 

Menanggapi hal tersebut, Pemerintah menilai dengan adanya proyeksi pelemahan pertumbuhan ekonomi global maka Indonesia harus lebih banyak mencari pasar lain di luar pasar utama. 

"Semua kita lihat ekonomi global turun tapi bukan berarti kita tidak melakukan kegiatan usaha untuk tingkatkan ekspor. Kalau ke pasar utama terganggu, kita cari pasar lain," ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Arlinda saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta Pusat, Rabu (26/6/2019).

Baca juga: Pemenang Good Design Indonesia Siap Bersaing di Taraf Internasional

Saat ini, pihaknya tengah menggenjot ekspor ke pasar-pasar non tradisional. Beberapa negara yang sudah dijajaki diantaranya kata dia, Mozambik, negara pasifik di Amerika Latin, hingga Chili. 

"Kita punya dengan Mozambik. FTA dengan negara pasifik di Amerika Latin, dengan Chili, Chili ada beberrapa produk tarif 0-5, lebih dari 9700 produk yang negosiasi, mungkin Chili kecil tapi dia hub, ada negara Argentina dan Mercosur," terangnya. 

Juga beberapa negara Asia Selatan kata dia, seperti India, Bangladesh, Pakistan dan Srilanka. Selain itu kata dia, misi perdagangan terus dilakukan di negara-negara non tradisional lainnya. 

"Mungkin pemerintah usahakan sistem counter trade, kita lagi lihat negara dengan siapa kita defisit, dan defisit karen migas, kita push itu," katanya. 

Baca juga: Cari Celah di Perang Dagang, Kemendag Waspadai Produk China Susupi RI

"Kemudian sekarang, kita dengan Auckland ya, besok tgl 9-14 ada misi dagang. Bahkan gak hanya misi dagang, ada pariwisata, investment juga, ini negara-negara yang gak kita lihat, mereka negara pasifik banyak negara kecil-kecil," imbuhnya. 

Kemudian juga ke negara Turki, Gambia, Nigeria Afrika, dan inisiasi dengan Maroko dan Tunisia. "Gambia itu gede juga, Nigeria pun seperti itu, jadi negara di Afrika yg dikira jauh ternyata gak gitu karena peluang besar, lebih dari 50 negara ada di sana," ungkapnya.

Untuk diketahui sebelumnya, Ekonomi global diprediksi mengalami pelemahan pertumbuhan. Pasalnya, Bank Dunia (World Bank) awal Juni lalu baru saja memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi dunia hingga 0,3 persen pada 2019. Dimana peetumbuhan ekonomi global yang semula diproyeksikan sebesar 2,9 persen diturunkan menjadi 2,6 persen.

Penulis :
Nani Suherni