
Pantau.com - Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengumumkan angka pengeluaran perekonomian atau Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada periode kuartal II-2020. Yap, ekonomi Indonesia mengalami kontraksi alias pertumbuhan negatif.
Data otoritas statistik mencatatkan, PDB Indonesia sepanjang April - Juni 2020 mengalami kontraksi -5,32 persen dibandingkan periode sama tahun lalu (year on year/yoy). Adapun dibandingkan kuartal sebelumnya, PDB kuartal II-2020 mengalami kontraksi -4,19 persen.
Dua kontraksi berturut-turut ini akhirnya membuat Indonesia masuk ke fase resesi teknikal. Sebab, pada kuartal I-2020 secara quarter to quarter, PDB Indonesia mencatatkan minus 2,41 persen. "Kita masih relatif walaupun terkontraksi. Relatif lebih minimum dibandingkan yang dihadapi negara mitra dagang utama," ujar Arif Budimanta selaku staf khusus Presiden, Rabu (5/8/2020).
Baca juga: Begini Skenario Pemulihan Ekonomi di Tengah Pandemi
Ia mengklaim situasi yang dialami Indonesia masih jauh lebih baik dari negara-negara tetangga, maupun negara mitra dagang utama kendati mengalami kontraksi yang cukup dalam.
Arif juga menegaskan bahwa pemerintah telah melakukan berbagai upaya counter cyclical untuk menahan Indonesia agar tidak masuk ke jurang resesi. Salah satunya dengan menggencarkan program bantuan sosial.
"Concern Presiden itu dari sisi demand side. Karena demand yang akan menggerakkan supply. Kuncinya ada di konsumsi, itulah kenapa kita sasar," katanya.
"Keadaan ini bukan cuma Indonesia yang merasakan. Karena global juga merasakan hal yang sama. Seluruh pihak saat ini bekerja sama memitigasi dan menyelesaikan persoalan ini karena ini adalah persoalan bersama," pungkasnya.
Baca juga: Indonesia Dibayangi Resesi Ekonomi, Kenali Indikatornya
- Penulis :
- Tatang Adhiwidharta