billboard mobile
FLOII Event 2025 - Paralax
ads
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Eks PM Skotlandia Pilih Hijrah selama Kerusuhan di Inggris

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Eks PM Skotlandia Pilih Hijrah selama Kerusuhan di Inggris
Foto: Humza Yousaf saat masih menjabat sebagai Perdana Menteri (PM) Skotlandia. (Getty)

Pantau - Eks Menteri Pertama Skotlandia, Humza Yousaf merasa tak yakin dengan masa depan keluarganya di Skotlandia pascainsiden kerusuhan sayap kanan di Inggris dan Irlandia Utara.

Yousaf menyampaikan kekhawatirannya tentang eskalasi kekerasan sayap kanan dalam podcast News Agents. Hal ini termasuk serangan terhadap hotel-hotel yang menampung para pencari suaka hingga masjid. Menurutnya, sederet aksi kerusuhan itu berdampak besar.

"Rasanya sangat mengerikan. Saya tidak tahu apakah saya akan tetap tinggal di Skotlandia, Inggris, atau Eropa," ujarnya, mengutip Middle East Monitor, Rabu (7/8/2024).

Yousaf, yang lahir dan dibesarkan di Skotlandia, menikah dengan Nadia El-Nakla, adalah anggota dewan SNP untuk Dewan Kota Dundee.

Dia pun menyinggung soal ikatannya dengan Skotlandia, dan mencatat perannya sebagai eks pemimpin pemerintah Skotlandia dan Partai Nasional Skotlandia.

Baca juga: Kerusuhan Berbau SARA Bukan Cerminan Nilai-nilai Inggris

Namun, meski berhasil mencetak sejarah sebagai pemimpin Muslim pertama Skotlandia, Yousaf menyuarakan kekhawatirannya terkait kebangkitan Islamofobia.

"Kita sekarang melihat puncak dari apa yang sebenarnya sudah berlangsung selama beberapa tahun, retorika anti-migran dan anti-Muslim yang dinormalisasi dalam wacana kita, yang kini dimainkan dengan cara yang paling menghebohkan dan penuh dengan kekerasan," jelasnya.

Dia mengungkapkan, banyak orang dalam komunitas Muslim memiliki ketakutan yang sama. Yousaf mengaku menerima "ratusan pesan" yang mengungkapkan kekhawatiran serupa.

Yousaf juga mengenang kejelian ayahnya dalam mendapatkan kartu identitas Pakistan, sebuah tindakan pencegahan yang dulu ditertawakan, namun kini tampak bijaksana.

Menurut BBC News, Asisten Kepala Polisi Gary Ritchie dari Kepolisian Skotlandia menyebut, mereka mengetahui adanya beberapa protes, termasuk aksi tandingan yang direncanakan di Skotlandia dalam beberapa pekan ke depan.

Baca juga: WNI di London Khawatir Islamophobia Meningkat Menyusul Kerusuhan Anti-imigran

"Kami memahami gangguan kekerasan di bagian lain Inggris Raya menimbulkan kekhawatiran dan kami terus memberikan jaminan kepada masyarakat di seluruh negeri melalui peningkatan patroli dan keterlibatan langsung," tuturnya.

"Kami akan terus memantau situasi untuk memastikan bahwa setiap potensi kekerasan atau kekacauan di Skotlandia dapat diidentifikasi dengan cepat dan segera ditanggapi," imbuhnya.

Hijrah, istilah Arab untuk "migrasi", melibatkan perpindahan dari negara mayoritas non-Muslim ke negara mayoritas Muslim, biasanya untuk keamanan atau kebebasan beragama.

Meskipun Yousaf tidak secara khusus menyebutkan hijrah, kekhawatiran yang diungkapkannya tentang melonjaknya Islamofobia serta keselamatan keluarganya menunjukkan bahwa dia mungkin mempertimbangkan langkah tersebut.

Sumber: Middle East Monitor

Penulis :
Khalied Malvino