
Pantau - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Lebanon mengutuk serangan Israel terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB, menyebutnya sebagai pelanggaran serius terhadap legitimasi internasional.
Pernyataan ini muncul setelah dua tentara Sri Lanka terluka akibat tembakan tank Israel yang menyerang menara pengawas Pasukan Sementara PBB di Naqoura, Lebanon selatan, pada Jumat (11/10/2024) pagi waktu setempat.
Kementerian Pertahanan (Kemhan) Lebanon mengecam tindakan tersebut sebagai “penargetan sistematis dan disengaja” terhadap pasukan UNIFIL.
BACA JUGA: Pasukan Israel Serang Markas UNIFIL di Lebanon, Tentara Terluka
Serangan berulang Israel dianggap sebagai pelanggaran terhadap mandat Dewan Keamanan PBB dan dapat dianggap sebagai kejahatan perang, di samping pelanggaran terhadap Resolusi Dewan Keamanan PBB 1701.
Pusat komando UNIFIL di Naqoura menjadi sasaran artileri Israel untuk kedua kalinya dalam tiga hari. Sebelumnya, pada Kamis (10/10/2024), pasukan penjaga perdamaian PBB melaporkan bahwa markas besar mereka juga diserang, melukai dua tentara.
Kementerian tersebut menegaskan bahwa agresi Israel menimbulkan ancaman serius bagi keselamatan pasukan UNIFIL dan menuntut Dewan Keamanan PBB serta negara-negara yang berkontribusi pada misi UNIFIL untuk melakukan penyelidikan serta mengutuk tindakan agresif ini.
BACA JUGA: Prajurit TNI UNIFIL Selamat dari Insiden Rekoset di Lebanon, Kondisi Stabil
Sejak 23 September 2024, Israel melancarkan serangan udara masif di Lebanon, mengklaim menargetkan Hizbullah, yang mengakibatkan 1.351 korban tewas dan lebih dari 3.800 lainnya terluka, serta memaksa lebih dari 1,2 juta orang mengungsi.
Serangan udara ini merupakan eskalasi konflik antara Israel dan Hizbullah yang telah berlangsung selama setahun, di mana konfrontasi militer Israel juga menewaskan lebih dari 42.000 warga di Gaza sejak serangan Hamas Oktober 2023.
Di tengah situasi yang tegang ini, masyarakat internasional diingatkan bahwa Timur Tengah berada di ambang perang regional, dengan Israel memperluas konflik ke Lebanon selatan pada 1 Oktober 2024. (Anadolu)
- Penulis :
- Khalied Malvino