Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Menlu Spanyol Desak Uni Eropa Tangguhkan Perjanjian Asosiasi dan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel

Oleh Leon Weldrick
SHARE   :

Menlu Spanyol Desak Uni Eropa Tangguhkan Perjanjian Asosiasi dan Hentikan Penjualan Senjata ke Israel
Foto: Menteri Luar Negeri Spanyol, Jose Manuel Albares (sumber: Anadolu)

Pantau - Menteri Luar Negeri Spanyol, Jose Manuel Albares, pada hari Senin menyerukan penangguhan segera atas Perjanjian Asosiasi antara Uni Eropa (EU) dan Israel serta menghentikan semua penjualan senjata kepada Israel.

Seruan tersebut disampaikan Albares kepada media sebelum menghadiri pertemuan para menteri luar negeri Uni Eropa yang digelar di Luksemburg.

Menurutnya, tindakan ini mendesak dilakukan karena telah terjadi pelanggaran hak asasi manusia oleh Israel dalam beberapa bulan terakhir.

EU Harus Bertindak Tegas terhadap Pelanggaran HAM

Albares menegaskan bahwa Perjanjian Asosiasi EU-Israel seharusnya tidak berlaku jika prinsip dasar hak asasi manusia tidak dihormati.

"Ini waktu yang tepat untuk bertindak, jika Perjanjian Asosiasi didasarkan pada hak asasi manusia, maka hal yang normal untuk menangguhkannya adalah segera hari ini, dan bahwa kita bergerak maju", ungkapnya.

Ia juga menekankan bahwa Eropa harus tetap setia pada prinsip-prinsip fundamentalnya, dan bahwa saat ini adalah waktu yang tepat untuk bertindak tegas.

"Jadi, hari ini adalah hari untuk mengakui apa yang telah kita ketahui sejak berbulan-bulan lalu, bahwa ada pelanggaran hak asasi manusia, terutama pada hari ini, pada hari aksi ini. Jika tidak, maka EU akan gagal", ia mengungkapkan.

Dorongan Embargo Senjata dan Sanksi bagi Penghalang Solusi Dua Negara

Selain menyerukan penangguhan perjanjian, Albares juga meminta agar Uni Eropa memberlakukan embargo penjualan senjata kepada Israel sebagai bentuk tekanan internasional.

Ia juga mendorong diberlakukannya sanksi terhadap pihak-pihak yang dianggap menghalangi terwujudnya solusi dua negara dalam konflik Israel-Palestina.

Menurutnya, langkah-langkah tersebut penting untuk memastikan bahwa Uni Eropa tidak hanya menjadi pengamat pasif dalam konflik yang melibatkan pelanggaran hak asasi manusia.

Sumber: Anadolu

Penulis :
Leon Weldrick