billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

UNICEF: Akses Bantuan Kemanusiaan di Gaza Memburuk sejak Gagalnya Gencatan Senjata, Anak-Anak Jadi Korban Terbesar

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

UNICEF: Akses Bantuan Kemanusiaan di Gaza Memburuk sejak Gagalnya Gencatan Senjata, Anak-Anak Jadi Korban Terbesar
Foto: (Sumber: Arsip foto - Seorang gadis yang terluka digotong oleh seorang pria di rumah sakit setelah serangan udara Israel di Kota Gaza, Palestina (13/7/2025). ANTARA/Xinhua/Mahmoud Zaki/aa.)

Pantau - Direktur Eksekutif UNICEF, Catherine Russell, menyampaikan bahwa respons kemanusiaan yang dipimpin PBB di Gaza telah tersingkir sejak gagalnya gencatan senjata pada Maret 2025, sehingga memperburuk kondisi jutaan warga sipil, khususnya anak-anak.

Pernyataan ini disampaikan dalam pertemuan Dewan Keamanan PBB yang membahas situasi kemanusiaan di Gaza pada Rabu, 16 Juli 2025.

Russell menegaskan bahwa selama masa gencatan senjata pada Maret lalu, PBB mampu menyalurkan bantuan secara efisien dan aman.

Namun sejak itu, akses terhadap layanan vital seperti vaksin, perawatan neonatal, layanan gizi, serta air bersih mengalami gangguan besar.

UNICEF Serukan Akses Bantuan dan Hentikan Militerisasi Distribusi

Russell meminta negara anggota Dewan Keamanan PBB untuk memastikan UNICEF dan mitra kemanusiaannya dapat kembali menjalankan tugasnya di Gaza.

" Kami telah membuktikan bahwa kebutuhan pokok, seperti obat-obatan, vaksin, air, makanan, dan nutrisi untuk bayi, dapat menjangkau mereka yang membutuhkan, di mana pun mereka berada, ketika kami memiliki akses yang memadai", ungkap Russell.

Ia menekankan pentingnya kembalinya fungsi jalur bantuan PBB dengan akses aman dan berkelanjutan melalui semua perlintasan perbatasan yang tersedia.

Dalam pernyataannya, Russell juga mengkritik metode distribusi bantuan oleh Gaza Humanitarian Foundation, organisasi yang dijalankan oleh Amerika Serikat.

Distribusi dilakukan di empat lokasi dalam zona militer Israel, di mana warga sipil kelaparan masuk melalui jalur berpagar dan dijaga kontraktor keamanan bersenjata.

Ia menilai metode tersebut bertentangan dengan prinsip kemanusiaan, imparsialitas, netralitas, dan independensi.

Ratusan Warga Sipil Tewas Saat Mencari Bantuan, Anak-anak Jadi Korban Terbesar

Menurut data dari Kantor PBB untuk HAM, sebanyak 798 warga sipil Palestina tewas antara 27 Mei hingga 7 Juli saat mencoba memperoleh makanan dari lokasi distribusi bantuan atau konvoi kemanusiaan.

Sejak pecahnya perang pada Oktober 2023, lebih dari 17.000 anak dilaporkan tewas dan 33.000 lainnya mengalami luka-luka di Gaza.

Russell menyebut rata-rata 28 anak terbunuh setiap hari.

“Coba bayangkan sejenak. Satu kelas penuh anak-anak tewas, setiap hari selama hampir dua tahun”, katanya.

Ia menegaskan bahwa hukum internasional mewajibkan semua pihak dalam konflik untuk melindungi warga sipil dan menjamin pengiriman bantuan kemanusiaan yang aman dan tanpa hambatan.

UNICEF menyerukan akses kemanusiaan tanpa hambatan, gencatan senjata, serta penghentian perang demi menyelamatkan jutaan nyawa anak-anak yang masih terjebak dalam konflik.

Tags: 

Penulis :
Ahmad Yusuf