
Pantau - Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan bahwa meskipun Israel telah membuka sejumlah rute pengiriman bantuan, peningkatan jumlah bantuan pangan yang sampai kepada warga Gaza yang kelaparan masih sangat terbatas.
Bantuan Masih Jauh dari Kebutuhan
Farhan Haq, wakil juru bicara Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, mengatakan, "Kita baru menjalaninya satu hari ini, jadi kita lihat saja apakah situasinya akan membaik."
Ia menambahkan, "Namun, ada sedikit peningkatan dari yang sebelumnya, yang hanya mencapai beberapa puluh truk dalam beberapa hari terakhir."
Pada Minggu (27/7), hanya sekitar 100 truk bantuan yang berhasil memasuki Jalur Gaza, atau seperlima dari jumlah yang dibutuhkan.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) melaporkan bahwa dari 17 misi yang memerlukan koordinasi dengan otoritas Israel, hanya delapan yang difasilitasi, termasuk misi pengambilan bahan bakar dan pasokan.
Empat misi lain, termasuk pengangkutan kargo makanan, sempat terhambat namun akhirnya berhasil dirampungkan.
OCHA menyampaikan, "Pembatasan yang sudah berlangsung lama terhadap masuknya bantuan telah menciptakan lingkungan yang tidak dapat diprediksi dan menyebabkan masyarakat kurang yakin bahwa bantuan akan sampai kepada mereka."
OCHA menambahkan, "Akibat dari kondisi ini, banyak konvoi kami yang terpaksa dibongkar langsung oleh warga yang kelaparan dan sangat putus asa."
Kondisi Krisis dan Seruan Gencatan Senjata
Tom Fletcher, Wakil Sekretaris Jenderal PBB untuk Urusan Kemanusiaan, menyambut baik pelonggaran pembatasan bantuan oleh Israel, menyatakan bahwa langkah ini dapat membantu meringankan penderitaan luar biasa warga Gaza.
Ia menegaskan bantuan dalam jumlah besar sangat dibutuhkan untuk mencegah kelaparan dan krisis kesehatan yang parah.
OCHA menyebut badan-badan PBB dan mitra-mitranya juga menyambut baik keputusan Israel tersebut.
Program Pangan Dunia (WFP) menyatakan mereka memiliki cukup makanan di wilayah tersebut, atau yang sedang dalam perjalanan, untuk memberi makan warga Gaza selama sekitar tiga bulan.
Namun, badan bantuan PBB untuk pengungsi Palestina melaporkan bahwa sekitar 6.000 truk di Yordania dan Mesir masih menunggu izin masuk ke Gaza.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa Juli 2025 menjadi bulan terburuk untuk kematian akibat malnutrisi, dengan lebih dari 85 persen kematian akibat malnutrisi tercatat tahun ini.
Hampir satu dari lima balita di Gaza City mengalami malnutrisi akut.
OCHA menegaskan kembali pentingnya gencatan senjata permanen agar bantuan dan pertolongan dapat diberikan secara memadai.
"Otoritas Israel harus membuka semua perlintasan perbatasan dan koridor guna memastikan pengiriman bantuan secara adil dan bermartabat," tegas OCHA.
OCHA juga melaporkan bahwa sejumlah kecil bahan bakar berhasil masuk ke Gaza pekan lalu.
Bahan bakar harus diizinkan masuk untuk menjaga operasional bantuan tetap berjalan, termasuk pengumpulan dan distribusi kargo.
- Penulis :
- Leon Weldrick
- Editor :
- Tria Dianti










