
Pantau - Di Museum Nasional Peradaban Mesir, sekelompok pengunjung berkumpul mengelilingi sarkofagus kayu milik Sennedjem, pengrajin dari Dinasti ke-19 Mesir Kuno. Namun yang menarik perhatian bukan hanya peninggalan sejarah itu, melainkan kecanggihan teknologi yang diperlihatkan oleh seorang pengembang muda bernama Ahmed El-Kholy.
Penerjemah Hieroglif Waktu Nyata Pertama di Dunia
Ahmed El-Kholy, lulusan ilmu komputer tahun 2024, memperkenalkan aplikasi ciptaannya bernama Manetho, yang diklaim sebagai “penerjemah hieroglif waktu nyata pertama di dunia yang menggunakan kecerdasan buatan”.
El-Kholy mengarahkan kamera ponsel ke ukiran hieroglif di sarkofagus Sennedjem, dan dalam hitungan detik, simbol-simbol kuno itu berubah menjadi teks bahasa Inggris, lalu dapat diterjemahkan ke dalam bahasa Arab.
Ia menjelaskan bahwa ide pengembangan aplikasi ini muncul dari pengalamannya sendiri saat mengunjungi museum tanpa memahami makna prasasti kuno.
“Wisatawan cukup memotret simbol-simbol hieroglif, dan terjemahannya akan langsung muncul,” jelas El-Kholy.
Seorang wisatawan asal Inggris bernama Phillip mencobanya di patung sphinx Raja Amenemhat III dari Dinasti ke-12.
Setelah mengarahkan aplikasi Manetho ke dasar patung, muncul terjemahan berbunyi: "Horus, raja hidup dari Mesir Hulu dan Hilir, dewa yang baik, dicintai oleh Maat, yang memberi kehidupan."
Phillip menyebut Manetho “sangat mudah digunakan dan informatif”, serta mampu meningkatkan pengalaman pengunjung museum secara signifikan.
Gabungan AI, AR, dan Dukungan Huawei
Aplikasi Manetho dikembangkan bersama tim yang terdiri atas lebih dari 16 teknisi dan egiptolog.
Aplikasi ini meraih juara pertama dalam Kompetisi Pengembang Huawei untuk Mesir dan Afrika Utara pada 2024, dan melaju ke babak final global di Tiongkok.
Huawei turut mendukung proyek ini melalui layanan cloud dan program rintisan, menyediakan pelatihan teknis serta sumber daya pengembangan.
Selain fitur penerjemahan, Manetho dilengkapi dengan teknologi augmented reality (AR) yang menghadirkan interaksi unik dengan artefak kuno.
Dalam salah satu adegan AR, muncul sosok Ratu Nefertiti menyapa pengunjung dan berkata dalam bahasa Arab: “Saya adalah Nefertiti, sang ratu yang namanya tercatat dalam lembaran sejarah.”
Sementara di adegan lain, patung marmer Niobe dari mitologi Yunani berkata dalam bahasa Inggris: “Selama berabad-abad, saya berdiri sebagai batu. Para pengunjung datang dan pergi. Mereka mengagumi bentuknya, tetapi tidak pernah mendengar ceritanya.”
El-Kholy menyatakan bahwa proyek ini akan terus berkembang, termasuk rencana kerja sama lanjutan dengan Huawei untuk menghadirkan fitur virtual reality (VR).
Dengan fitur VR, pengunjung akan dapat menjelajahi makam kuno dan melihat patung dalam bentuk 3D yang mampu menceritakan kisah mereka secara imersif.
- Penulis :
- Aditya Yohan
- Editor :
- Aditya Yohan