billboard mobile
HOME  ⁄  Geopolitik

31 Negara Arab dan Islam Kecam Pernyataan Netanyahu Soal "Israel Raya", Nilai sebagai Ancaman terhadap Keamanan Regional

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

31 Negara Arab dan Islam Kecam Pernyataan Netanyahu Soal "Israel Raya", Nilai sebagai Ancaman terhadap Keamanan Regional
Foto: (Sumber: Foto yang diambil pada 14 Agustus 2025 menunjukkan pemandangan wilayah E1, hamparan tanah di sebelah timur Yerusalem antara kota dan pemukiman Ma'ale Adumim. ANTARA/Xinhua/Jamal Awad)

Pantau - Sebanyak 31 negara Arab dan Islam, bersama dengan Liga Arab, Organisasi Kerja Sama Islam (OKI), dan Dewan Kerja Sama Teluk (GCC), mengecam keras pernyataan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, tentang gagasan "Israel Raya".

Pernyataan bersama ini dirilis pada Jumat (15 Agustus 2025) malam waktu setempat sebagai bentuk penolakan tegas terhadap upaya yang dianggap memperpanjang pendudukan Israel atas wilayah Palestina.

"Pernyataan PM Israel itu merupakan pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional dan resolusi Dewan Keamanan PBB yang terkait," tegas isi pernyataan tersebut.

Dinilai Ancam Kedaulatan dan Perdamaian Kawasan

Negara-negara penandatangan menekankan bahwa segala bentuk tindakan atau keputusan yang berupaya melegitimasi pendudukan—termasuk aktivitas permukiman di wilayah Palestina yang diduduki—adalah tidak sah secara hukum internasional.

Mereka menyebut bahwa pernyataan Netanyahu menjadi ancaman langsung terhadap keamanan nasional negara-negara Arab, kedaulatan negara-negara lainnya, serta perdamaian dan stabilitas kawasan maupun dunia internasional.

Negara-negara yang turut menandatangani pernyataan ini meliputi: Aljazair, Bahrain, Bangladesh, Chad, Komoro, Djibouti, Mesir, Gambia, Indonesia, Irak, Yordania, Kuwait, Lebanon, Libya, Maladewa, Mauritania, Maroko, Nigeria, Oman, Pakistan, Palestina, Qatar, Arab Saudi, Senegal, Sierra Leone, Somalia, Sudan, Suriah, Turkiye, Uni Emirat Arab, dan Yaman.

Pernyataan tersebut juga mengecam Menteri Keuangan Israel berhaluan ekstrem kanan, Bezalel Smotrich, atas persetujuannya terhadap pembangunan permukiman baru di wilayah "E1" di Tepi Barat yang sangat kontroversial.

Smotrich juga diketahui menolak pembentukan negara Palestina dan menyetujui pembangunan 3.401 unit perumahan bagi pemukim Yahudi di wilayah pendudukan pada Rabu (13 Agustus 2025).

Seruan Gencatan Senjata dan Penolakan terhadap Pengusiran

Negara-negara tersebut menegaskan bahwa Israel tidak memiliki kedaulatan atas wilayah Palestina yang diduduki.

Mereka memperingatkan bahaya serius dari niat Israel untuk mencaplok wilayah Palestina dan memperpanjang kebijakan pendudukan.

Pernyataan bersama juga menyerukan:

  • Perlunya gencatan senjata segera di Jalur Gaza,
  • Akses kemanusiaan tanpa syarat,
  • Dan penolakan terhadap segala bentuk pengusiran rakyat Palestina dari tanah mereka.

Netanyahu sebelumnya mengatakan kepada i24 TV News bahwa ia sedang menjalankan "misi historis dan spiritual" dan merasa "sangat" terikat dengan visi "Tanah Perjanjian dan Israel Raya", pernyataan yang memicu reaksi luas di dunia internasional.

Penulis :
Ahmad Yusuf