
Pantau - Amerika Serikat dan India berencana menandatangani kerangka kerja baru untuk kemitraan pertahanan utama mereka, meskipun hubungan perdagangan kedua negara tengah diwarnai ketegangan tarif.
Dialog 2+2 Bahas Kemitraan Pertahanan
Dalam Dialog Antar-Sesi 2+2 yang digelar secara virtual, pejabat senior dari Departemen Luar Negeri dan Pentagon bersama mitra setingkat dari India membahas peningkatan kerja sama pertahanan.
"Kedua belah pihak berharap dapat meningkatkan kerja sama pertahanan, termasuk penandatanganan Kerangka Kerja sepuluh tahun baru untuk Kemitraan Pertahanan Utama AS-India, serta memajukan kerja sama industri, sains, dan teknologi pertahanan; koordinasi operasional; kerja sama regional; dan pertukaran informasi", demikian keterangan resmi.
Selain itu, para pejabat juga membahas inisiatif bilateral lain, termasuk perdagangan dan investasi, keamanan energi, penguatan kerja sama sipil-nuklir, eksplorasi mineral penting, serta kolaborasi di bidang antinarkotika dan antiterorisme.
"Melalui dialog ini, para pejabat memajukan inisiatif bilateral, membahas perkembangan keamanan regional, dan bertukar perspektif tentang sejumlah prioritas strategis bersama", lanjut pernyataan tersebut.
Ketegangan Diplomatik dan Tarif Baru
Sementara itu, hubungan personal antara Presiden AS Donald Trump dan Perdana Menteri India Narendra Modi diberitakan renggang.
Surat kabar Jerman Frankfurter Allgemeine Zeitung melaporkan Trump menelepon Modi empat kali dalam beberapa pekan terakhir, namun Modi menolak berbicara dengannya.
Di bidang perdagangan, Trump pada akhir Juli mengumumkan tarif 25 persen untuk impor dari India dengan alasan tarif tinggi dari New Delhi, hambatan perdagangan, serta pembelian energi dan peralatan militer dari Rusia.
Tarif tersebut resmi berlaku pada 7 Agustus.
Tak hanya itu, Trump juga menandatangani perintah eksekutif yang mengenakan bea masuk tambahan sebesar 25 persen atas pembelian minyak Rusia oleh India, yang mulai berlaku 27 Agustus.
Langkah ini menambah tekanan pada hubungan ekonomi kedua negara, meskipun di sisi lain mereka tengah berupaya memperkuat kerja sama pertahanan strategis.
- Penulis :
- Aditya Yohan