Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Serangan Drone RSF Tewaskan Lebih dari 70 Jamaah Masjid di Al Fashir, Sudan Barat

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Serangan Drone RSF Tewaskan Lebih dari 70 Jamaah Masjid di Al Fashir, Sudan Barat
Foto: (Sumber: Ilustrasi - Seorang wanita memegang seorang anak di sebuah kamp pengungsi di El Fasher, wilayah Darfur Utara, Sudan (9/7/2025). ANTARA/Xinhua/HO-UNICEF/aa. (UNICEF handout via Xinhua))

Pantau - Serangan pesawat nirawak (drone) yang dilancarkan oleh kelompok paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF) terhadap sebuah masjid di Kota Al Fashir, Provinsi Darfur Utara, Sudan barat, menyebabkan lebih dari 70 orang tewas pada saat salat Subuh.

Serangan Brutal Saat Jamaah Salat

Informasi ini disampaikan oleh Dewan Kedaulatan Transisi Sudan (TSC) pada Jumat, 19 September 2025.

"Kelompok teroris RSF melancarkan serangan drone terhadap para jamaah di sebuah masjid di Kota Al Fashir saat salat Subuh. Lebih dari 70 orang tewas akibat kejahatan ini," ungkap TSC.

Sebelumnya pada hari yang sama, organisasi Sudan Doctors Network menyebut jumlah korban tewas mencapai sedikitnya 43 orang.

Jumlah korban terus bertambah seiring proses evakuasi dan identifikasi jenazah di lokasi.

Kota Diblokade, Warga Kelaparan

Kota Al Fashir telah berada dalam blokade pasukan RSF selama lebih dari satu tahun, menyebabkan krisis kemanusiaan yang parah.

Bentrokan antara militer Sudan dan kelompok pemberontak RSF terus terjadi di wilayah pinggiran kota.

Mengutip laporan The New York Times, seorang dokter setempat yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan bahwa warga mulai mengonsumsi daging keledai dan unta untuk bertahan hidup di tengah kelaparan massal yang berkepanjangan.

Konflik Berdarah Sejak 2023

Pertempuran sengit antara RSF dan militer Sudan telah berlangsung sejak April 2023, menyusul perebutan kekuasaan di ibu kota dan wilayah lain.

Pada bulan Maret 2025, militer Sudan mengklaim telah mengusir pemberontak dari Khartoum, ibu kota negara.

Namun sebulan setelah itu, RSF justru menggencarkan serangan besar-besaran ke wilayah barat dan selatan Sudan.

Bahkan, RSF mendeklarasikan pembentukan pemerintahan tandingan sebagai bentuk perlawanan terhadap pemerintah pusat.

Penulis :
Ahmad Yusuf