
Pantau - Israel dikabarkan bersiap melaksanakan tahap pertama rencana gencatan senjata yang diusulkan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump di Jalur Gaza setelah menerima respons positif dari kelompok Hamas.
Respons Positif Hamas dan Dukungan Israel terhadap Rencana AS
Otoritas Israel menyatakan akan terus bekerja sama dengan pemerintahan AS untuk mengakhiri perang sesuai dengan prinsip-prinsip yang ditetapkan oleh Israel dan sejalan dengan visi Presiden Trump.
Militer Israel telah diperintahkan untuk mengurangi serangan di wilayah Gaza seiring dengan dimulainya proses negosiasi damai.
Hamas pada Jumat memberikan respons resmi terhadap rencana Trump, termasuk persetujuan pembebasan semua tawanan Israel, pengembalian jenazah korban, serta penyerahan administrasi Gaza kepada badan teknokratis Palestina yang independen.
Trump menetapkan batas waktu hingga pukul 6 sore waktu Washington pada Minggu agar Hamas menyetujui rencananya, yang bertujuan menjadikan Gaza sebagai zona bebas senjata.
Isi Rencana Gencatan Senjata dan Dampaknya
Pemerintahan transisi di Gaza akan diawasi langsung oleh Presiden Trump melalui pembentukan badan internasional baru yang bertugas memantau pelaksanaan kesepakatan tersebut.
Proposal itu mencakup pembebasan seluruh tawanan Israel dalam waktu 72 jam setelah kesepakatan disetujui, dengan imbalan pembebasan ratusan tahanan Palestina dari penjara Israel.
Selain itu, rencana tersebut juga mengamanatkan penghentian permusuhan, perlucutan senjata seluruh kelompok bersenjata di Gaza, penarikan bertahap pasukan Israel dari wilayah yang hancur akibat perang, serta pembentukan pemerintahan teknokratik di bawah pengawasan badan internasional yang dipimpin langsung oleh Presiden AS.
Israel diketahui telah memberlakukan blokade terhadap Gaza selama hampir 18 tahun, memengaruhi sekitar 2,4 juta penduduk di wilayah tersebut.
Blokade diperketat sejak Maret lalu melalui penutupan perbatasan dan pemblokiran pasokan makanan serta obat-obatan, menyebabkan Gaza berada di ambang kelaparan.
Sejak Oktober 2023, pengeboman Israel telah menewaskan hampir 66.300 warga Palestina, mayoritas di antaranya adalah wanita dan anak-anak.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) serta berbagai kelompok hak asasi manusia berulang kali memperingatkan bahwa Gaza kini menjadi wilayah yang tidak layak huni akibat kelaparan dan merebaknya penyakit di tengah perpindahan penduduk besar-besaran.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Ahmad Yusuf