Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Mesir Jadi Tuan Rumah Pertemuan Israel-Hamas 6 Oktober, Bahas Pertukaran Tahanan dan Sandera

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Mesir Jadi Tuan Rumah Pertemuan Israel-Hamas 6 Oktober, Bahas Pertukaran Tahanan dan Sandera
Foto: (Sumber: Ilustrasi - Pembebasan sandera. ANTARA/Anadolu/py..)

Pantau - Pemerintah Mesir akan menjadi tuan rumah pembicaraan antara delegasi Israel dan Hamas pada 6 Oktober 2025, dengan agenda utama membahas syarat-syarat pertukaran tahanan Palestina dan sandera Israel yang masih ditahan di Jalur Gaza.

Bahas Implementasi Rencana Damai Trump dan Masa Depan Gaza

“Mesir akan menjadi tuan rumah bagi delegasi Israel dan Hamas pada 6 Oktober untuk membahas kondisi di lapangan serta rincian pertukaran sandera Israel dan tahanan Palestina,” demikian pernyataan resmi yang dirilis oleh otoritas Mesir.

Pertemuan ini akan menjadi forum pembahasan awal untuk merealisasikan rencana perdamaian yang diinisiasi oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump, yang diumumkan pada 29 September 2025.

Rencana tersebut mencakup 20 poin utama, di antaranya:

  • Seruan untuk gencatan senjata segera
  • Pembebasan sandera dalam waktu 72 jam

Penyerahan pemerintahan Gaza oleh Hamas dan faksi lain kepada “komite teknokrat Palestina non-politik”

Pengawasan penuh oleh dewan internasional yang dipimpin oleh Trump

Sehari sebelum pengumuman pertemuan, Hamas telah menyatakan kesediaannya menyerahkan pemerintahan Jalur Gaza kepada komite Palestina yang dibentuk berdasarkan konsensus nasional.

Hamas juga menyatakan kesediaannya untuk:

  • Membebaskan seluruh sandera Israel yang masih hidup
  • Menyerahkan jenazah sandera yang telah meninggal, sesuai dengan ketentuan rencana damai

Selain itu, Hamas mengonfirmasi partisipasi dalam pembahasan masa depan Jalur Gaza dalam struktur Palestina yang lebih luas.

Diharapkan Jadi Titik Awal Penyelesaian Krisis Gaza

Pertemuan yang dijadwalkan berlangsung di Kairo ini diharapkan menjadi langkah awal konkret menuju implementasi rencana damai dan penyelesaian krisis kemanusiaan yang terus berlangsung di Jalur Gaza.

Rencana ini dipandang sebagai salah satu inisiatif paling signifikan sejak konflik berkepanjangan antara Hamas dan Israel kembali memanas dalam beberapa tahun terakhir.

Penulis :
Ahmad Yusuf