
Pantau - Menteri Luar Negeri Rusia, Sergey Lavrov, menyatakan bahwa proposal perdamaian yang diajukan oleh Presiden Amerika Serikat Donald Trump terkait Jalur Gaza merupakan opsi terbaik yang tersedia saat ini dan kemungkinan besar dapat diterima oleh negara-negara Arab serta tidak akan ditolak oleh Israel.
Pernyataan tersebut disampaikan Lavrov dalam wawancara khusus untuk proyek Bridges to the East pada Rabu, 8 Oktober 2025, menanggapi perkembangan terbaru konflik antara Israel dan Hamas.
Penilaian Rusia atas Rencana 20 Poin Trump
Menurut Lavrov, rencana Trump yang terdiri dari 20 poin memiliki formulasi yang masih umum, namun secara realistis adalah satu-satunya usulan konkret yang dapat membuka jalan menuju perdamaian.
"Presiden AS Donald Trump telah mengusulkan '20 poin', yang menyebutkan kata 'kenegaraan', tetapi semua ini dirumuskan secara umum," jelasnya.
Ia menambahkan bahwa rencana tersebut hanya menyasar situasi di Jalur Gaza tanpa menyertakan wilayah Tepi Barat.
"Dalam konteks ini, kita hanya berbicara tentang apa yang tersisa dari Jalur Gaza. Tepi Barat tidak disebutkan dalam konteks ini," ujarnya.
Lavrov juga menekankan urgensi untuk mendukung rencana ini karena faktor penerimaan regional.
"Namun, kami realistis. Kami memahami bahwa ini adalah hal terbaik yang ada di atas meja saat ini," ungkapnya.
"Setidaknya, yang terbaik dari sudut pandang penerimaan bagi negara-negara Arab, 'tidak ditolak' oleh Israel, dan begitulah saya akan menggambarkan posisi (Perdana Menteri Israel) Benjamin Netanyahu," tambah Lavrov.
Dukungan Hamas dan Deklarasi Trump
Rencana perdamaian Trump pertama kali diumumkan pada 29 September dan mencakup sejumlah poin penting, termasuk seruan untuk gencatan senjata segera dan pembebasan sandera dalam waktu 72 jam.
Pada 3 Oktober, Hamas menyatakan kesediaannya untuk menyerahkan pemerintahan Jalur Gaza kepada komite Palestina yang dibentuk berdasarkan konsensus nasional.
Di hari yang sama dengan wawancara Lavrov, Presiden Donald Trump mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menandatangani tahap pertama dari rencana perdamaian tersebut.
"Saya sangat bangga untuk mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menyepakati Tahap pertama Rencana Perdamaian kami," ujar Trump melalui platform Truth Social.
Trump menambahkan, "Ini artinya seluruh sandera akan segera dibebaskan."
Ia juga menyampaikan bahwa Israel akan menarik pasukan mereka ke garis yang telah disepakati sebagai langkah awal menuju perdamaian jangka panjang.
Presiden AS itu turut mengucapkan terima kasih kepada para mediator seperti Turki, yang berperan besar dalam tercapainya kesepakatan tersebut.
Peringatan Lavrov Soal Hukum Humaniter
Selain menyoroti proposal perdamaian, Lavrov juga mengingatkan bahwa hukuman kolektif terhadap rakyat Palestina sebagai buntut dari serangan Hamas pada 7 Oktober merupakan pelanggaran serius terhadap hukum humaniter internasional.
Informasi mengenai pernyataan Lavrov dan perkembangan diplomatik ini diperoleh dari kantor berita Sputnik/RIA Novosti-OANA.
- Penulis :
- Aditya Yohan