
Pantau - Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menyepakati fase pertama dari rencana perdamaian Gaza yang ia ajukan, menandai terobosan besar setelah dua tahun konflik berkepanjangan.
Dalam kesepakatan tersebut, Hamas akan segera membebaskan seluruh sandera Israel yang tersisa.
Sebagai imbalannya, Israel akan menarik pasukannya ke "garis yang telah disepakati" antara kedua belah pihak.
Trump menyebut perjanjian ini sebagai langkah penting menuju perdamaian abadi di kawasan Timur Tengah.
Dukungan Internasional dan Isu yang Belum Terselesaikan
Meski belum ada kejelasan waktu pasti untuk mengakhiri konflik sepenuhnya, rencana ini disambut sebagai harapan baru.
Salah satu isu krusial yang masih dibahas adalah apakah Hamas akan melucuti senjatanya atau tidak.
“Semua pihak akan diperlakukan secara adil! Ini adalah hari yang hebat bagi dunia Arab dan Muslim, Israel, negara-negara sekitarnya, dan Amerika Serikat,” kata Trump dalam pernyataannya.
Hamas mengonfirmasi adanya kesepakatan dan menyampaikan terima kasih atas mediasi dari Trump, Mesir, Qatar, dan Turki.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu juga menyampaikan apresiasi melalui platform X.
“Ini adalah keberhasilan diplomatik serta kemenangan nasional dan moral bagi Israel,” ungkap Netanyahu.
Negosiasi di Mesir dan Rencana Kunjungan Trump
Trump menyatakan bahwa proses negosiasi sudah mendekati akhir dan ia kemungkinan akan mengunjungi Mesir dalam beberapa hari ke depan.
Ia menjelaskan bahwa dirinya dijadwalkan menuju Timur Tengah pada hari Minggu atau Sabtu malam.
Ketika ditanya negara tujuan, Trump menyebut Mesir sebagai lokasi utama karena di sanalah seluruh pihak berkumpul untuk menyelesaikan perundingan.
Pembicaraan antara Israel dan Hamas berlangsung secara tidak langsung di Sharm el-Sheikh, Mesir, sebuah kota resor di tepi Laut Merah.
Negosiasi dimulai pada Senin, 6 Oktober 2025, sekitar satu pekan setelah Trump menyampaikan rencana perdamaian yang terdiri dari 20 poin.
Rencana tersebut mendapat sambutan positif tidak hanya dari Hamas dan Israel, tetapi juga dari Sekretaris Jenderal PBB dan beberapa negara Arab.
Peran AS dalam Stabilitas Timur Tengah
Kesepakatan ini membuka kembali peluang diplomasi aktif Amerika Serikat di kawasan Timur Tengah, kali ini melalui jalur damai.
Proses menuju kesepakatan akhir masih bergantung pada penyelesaian berbagai isu teknis dan politik lainnya.
Rencana perdamaian Trump dinilai sebagai langkah konkret AS untuk mendorong stabilitas di kawasan yang selama ini dilanda konflik berkepanjangan.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Tria Dianti