
Pantau - Dina Boluarte resmi dimakzulkan dari jabatannya sebagai Presiden Peru pada Jumat waktu setempat setelah mayoritas anggota Kongres menyetujui mosi pemakzulan melalui pemungutan suara.
Keputusan pemakzulan ini diumumkan secara resmi oleh Kongres Republik Peru yang menyatakan, "Kongres Republik Peru menyetujui (pemakzulan) Presiden Dina Boluarte Segarra. Dengan demikian, proses suksesi jabatan yang ditetapkan oleh Konstitusi Politik Peru akan diterapkan", ungkap pihak parlemen.
Pemakzulan terhadap Boluarte diprakarsai oleh perwakilan dari tujuh fraksi partai politik, seperti dilaporkan oleh Radio Peru RPP.
Langkah pemakzulan tersebut dipicu oleh memburuknya kondisi keamanan nasional di Peru, yang ditandai dengan meningkatnya angka kejahatan serius dalam beberapa tahun terakhir.
Boluarte Tolak Hadir di Parlemen
Dikutip dari surat kabar Comercio, pengacara Dina Boluarte, Juan Carlos Portugal, menyatakan bahwa kliennya menolak hadir dalam rapat pemakzulan.
"Boluarte tidak ingin memberi legitimasi terhadap proses yang melanggar hak konstitusionalnya", ungkap Portugal.
Penolakan tersebut menjadi salah satu sorotan dalam proses pemakzulan yang dinilai kontroversial oleh sebagian pihak.
Kejahatan Meningkat, Masyarakat Gelar Demonstrasi
Krisis politik ini terjadi bersamaan dengan situasi keamanan yang memburuk di Peru, terutama akibat peningkatan kasus kejahatan seperti pembunuhan, pencurian, dan pemerasan.
Meningkatnya kekerasan ini memicu aksi mogok kerja dan demonstrasi besar oleh masyarakat Peru dalam beberapa bulan terakhir.
Situasi ini menciptakan tekanan tambahan bagi pemerintah dan memperburuk ketidakstabilan politik di negara tersebut.
- Penulis :
- Leon Weldrick