billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Tren Konsumsi Biji-Bijian Kasar Meningkat, China Dorong Inovasi Produk Sehat dan Praktis

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Tren Konsumsi Biji-Bijian Kasar Meningkat, China Dorong Inovasi Produk Sehat dan Praktis
Foto: (Sumber: Foto yang diambil pada 10 Mei 2024 ini menunjukkan petani menabur millet di Aohan Banner, Daerah Otonomi Mongolia Dalam di China utara. ANTARA/Xinhua/Yu Haiyong.)

Pantau - Kinoa batangan, teh soba, dan kue jawawut kini menjadi favorit baru di pasar makanan China, menandai kebangkitan popularitas biji-bijian kasar yang sebelumnya dianggap sebagai pelengkap sederhana.

Produk-produk ini menarik perhatian konsumen karena kandungan nutrisi dan kemudahan konsumsi di tengah gaya hidup modern yang serbacepat.

Permintaan Meningkat karena Kesadaran Kesehatan

Biji-bijian kasar adalah jenis biji-bijian selain gandum dan beras, seperti jawawut, sorgum, dan jelai.

Meski produksinya relatif rendah, biji-bijian ini memiliki nilai tinggi karena keberagaman dan kandungan serat, vitamin, serta mineralnya.

Market Monitor memperkirakan pasar makanan biji-bijian utuh global akan mencapai 464,7 miliar yuan pada 2027, sementara di China sendiri nilainya diprediksi melampaui 230 miliar yuan.

Konsumen seperti Liu Yan, pekerja kantoran di Taiyuan, mengaku selalu menyediakan camilan sehat berbahan biji-bijian.

"Saya selalu menyimpan stok kinoa batangan di meja kerja saya," katanya.

Ia menambahkan, "Kinoa batangan membuat saya kenyang dan membantu mengontrol asupan gula saya."

Pergeseran ke makanan olahan sejak dekade terakhir menyebabkan penurunan konsumsi serat dan peningkatan risiko penyakit kronis.

Studi tahun 2020 dalam jurnal Nutrition Reviews mencatat penurunan konsumsi biji-bijian orang dewasa di China dari 498 gram (1982) menjadi 281,1 gram (2015).

Konsumsi harian biji-bijian kasar anjlok drastis dari 92 gram menjadi 14,8 gram, turun hingga 84 persen.

Yan Tiemei, pensiunan berusia 62 tahun, mengenang masa lalu ketika biji-bijian kasar dikonsumsi saat krisis makanan.

"Ketika kami masih muda, kami hanya makan biji-bijian kasar saat makanan sedang langka," ujarnya.

Namun, ia menambahkan, "Sekarang, seiring meningkatnya kualitas hidup, orang-orang lebih fokus pada pola makan yang seimbang dari segi nutrisi. Keluarga kami sering membeli biji-bijian kasar untuk dimasak di rumah."

Inovasi Produk Dorong Daya Tarik Pasar

Topik "biji-bijian kasar" telah dilihat lebih dari 6,2 juta kali di platform Weibo, dan toko-toko e-commerce mencatat penjualan produk berbahan biji-bijian kasar hingga ratusan ribu unit.

Pedoman Gizi China 2022 menganjurkan konsumsi harian biji-bijian utuh sebanyak 50 hingga 150 gram.

Chen Shujun, profesor dari Universitas Shanxi, menjelaskan, "Sebagian besar orang China saat ini makan lebih banyak tetapi bergerak lebih sedikit, yang menyebabkan asupan kalori yang berlebihan."

Ia menambahkan, serat dalam biji-bijian kasar membantu pencernaan, metabolisme, menurunkan lipid darah, serta memiliki kandungan antioksidan yang memperlambat penuaan.

Peningkatan permintaan ini juga dipengaruhi oleh kemajuan teknik pengolahan dan inovasi produk.

Sejak 2022, wilayah Xingxian di Shanxi bekerja sama dengan Akademi Ilmu Pertanian China membangun pusat nasional untuk produksi dan eksperimen biji-bijian kasar.

Mereka mendirikan pusat litbang dan pusat percontohan untuk varietas baru seperti jawawut, buckwheat, kacang-kacangan, dan sorgum, dengan hasil signifikan dalam tiga tahun terakhir.

Produk siap saji seperti kinoa batangan dan bubur jawawut instan menjadi pilihan populer.

Zhang Li, pramuniaga di supermarket Taiyuan, menyatakan, "Di supermarket kami, kinoa batangan, onigiri beras cokelat, dan bubur jawawut instan adalah produk paling populer."

Pada 2024, China merilis Rencana Aksi Biji-bijian Utuh Nasional (2024–2035) untuk mendorong pengembangan produk berbasis biji-bijian sesuai selera lokal.

Chen mengatakan, "Dengan gaya hidup yang serbacepat dan kemajuan teknologi rantai dingin, produk makanan biji-bijian kasar siap saji akan menjadi semakin canggih."

Gaya hidup modern seperti tidur larut malam dan kebiasaan olahraga turut mendorong permintaan produk spesifik seperti bubuk biji-bijian dan protein batangan kinoa.

Penulis :
Ahmad Yusuf