Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

UNRWA Sebut 235.000 Warga Palestina Terdampak “Musim Dingin Buatan Manusia” Akibat Perang di Gaza

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

UNRWA Sebut 235.000 Warga Palestina Terdampak “Musim Dingin Buatan Manusia” Akibat Perang di Gaza
Foto: (Sumber: Ilustrasi markas UNRWA di Tepi Barat, Palestina. (ANTARA/Anadolu/py).)

Pantau - Sedikitnya 235.000 warga Palestina di Gaza terdampak musim dingin ekstrem yang disebut Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) sebagai “musim dingin buatan manusia” akibat krisis perang dan pengungsian.

Kondisi ini diperparah oleh badai dan blokade yang masih berlangsung, membuat warga hidup tanpa perlindungan layak di tengah suhu dingin dan curah hujan tinggi.

Ribuan Tenda Rusak dan Korban Jiwa Bertambah

UNRWA mencatat bahwa badai Byron yang melanda Gaza pada 10–17 Desember 2025 menyebabkan hujan deras dan angin kencang yang meruntuhkan 17 bangunan serta merusak lebih dari 42.000 tenda dan tempat tinggal darurat.

Gelombang cuaca ekstrem kembali terjadi akhir pekan lalu, menewaskan sedikitnya dua orang dan menghancurkan ribuan tenda lainnya.

Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini menegaskan bahwa dampak musim dingin di Gaza bukan hanya karena cuaca.

"Badai memang bencana alam. Tapi dampaknya di Gaza adalah hasil dari keputusan politik dan konflik yang menciptakan krisis ini," ujarnya.

Blokade dan Gagalnya Perlindungan Sipil Perparah Krisis

Sejak konflik kembali memanas pada Oktober 2023, lebih dari 71.200 warga Palestina dilaporkan tewas, mayoritas adalah wanita dan anak-anak.

Gencatan senjata yang diberlakukan sejak 10 Oktober 2025 tidak serta merta menghentikan penderitaan warga, karena blokade Israel tetap membatasi masuknya bantuan dan material rekonstruksi.

Sebagian besar pengungsi kini tinggal di reruntuhan bangunan, tenda-tenda rapuh, atau tempat perlindungan darurat tanpa pemanas, sanitasi layak, atau jaminan keamanan.

UNRWA dan berbagai organisasi kemanusiaan mendesak dibukanya akses bantuan secara luas ke Gaza.

Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Luar Negeri juga mengecam pelemahan sistematis terhadap peran UNRWA.

Liga Arab dan Mesir turut menyuarakan dukungan terhadap perpanjangan mandat badan PBB tersebut.

Musim dingin tahun ini menjadi tambahan penderitaan yang semakin memperjelas kegagalan perlindungan terhadap hak-hak sipil dan kemanusiaan di wilayah konflik tersebut.

Penulis :
Gerry Eka