
Pantau - Anggota Komisi III DPR RI, Aboe Bakar Alhabsyi menyoroti kinerja Kejaksaan Agung (Kejagung) yang memberikan status justice collaborator kepada pengedar narkoba.
Menurutnya, pengedar narkoba tidak layak mendapatkan collaborative justice. Untuk itu, ia merasa sangat kecewa dengan langkah Kejaksaan Agung tersebut.
“Tapi ada yang mengganjal bagi saya, ada 30 perkara ditangani dengan collaborative justice, ngapain? Ini narkoba pak! Kenapa kasus narkoba mendapatkan collaborative justice?,” tanya Aboe dalam rapat Komisi III DPR RI bersama Kejagung.
Sekjen PKS ini menegaskan, perkara narkoba ini semestinya tidak dapat dikompromikan. Ia menegaskan, pelaku narkoba tak bisa diberi ruang berkembang di republik ini.
“Tolang jelaskan Pak! Saya tidak terima narkoba (dapat collaborative justice), kalau narkoba hajar habis! Matikan kalau perlu!” tegasnya.
Aboe menduga, ada yang tidak beres dalam pengelolaan organisasi di Kejaksaan Agung. Sejatinya, anggaran di Kejaksaan Agung telah disetujui untuk penegakan hukum di Indonesia.
“Kemarin itu, kita mem-back up semua Kejaksaan Pak. Malah kita tambahkan Rp55 miliar. Maksud kita, jangan mengeluh di sini, sementara (persoalan itu) di organisasi sendiri,” paparnya.
Dengan sedikit berkelakar, Aboe mengancam akan turun untuk membela Kejagung. Meski PKS menjadi oposisi di pemerintahan.
"Jika macam-macam Jaksa Agung tak dibantu, saya terdepan. Meski PKS diluar pemerintahan, tapi bantu Kejaksaan Agung," tandasnya.
Menurutnya, pengedar narkoba tidak layak mendapatkan collaborative justice. Untuk itu, ia merasa sangat kecewa dengan langkah Kejaksaan Agung tersebut.
“Tapi ada yang mengganjal bagi saya, ada 30 perkara ditangani dengan collaborative justice, ngapain? Ini narkoba pak! Kenapa kasus narkoba mendapatkan collaborative justice?,” tanya Aboe dalam rapat Komisi III DPR RI bersama Kejagung.
Sekjen PKS ini menegaskan, perkara narkoba ini semestinya tidak dapat dikompromikan. Ia menegaskan, pelaku narkoba tak bisa diberi ruang berkembang di republik ini.
“Tolang jelaskan Pak! Saya tidak terima narkoba (dapat collaborative justice), kalau narkoba hajar habis! Matikan kalau perlu!” tegasnya.
Aboe menduga, ada yang tidak beres dalam pengelolaan organisasi di Kejaksaan Agung. Sejatinya, anggaran di Kejaksaan Agung telah disetujui untuk penegakan hukum di Indonesia.
“Kemarin itu, kita mem-back up semua Kejaksaan Pak. Malah kita tambahkan Rp55 miliar. Maksud kita, jangan mengeluh di sini, sementara (persoalan itu) di organisasi sendiri,” paparnya.
Dengan sedikit berkelakar, Aboe mengancam akan turun untuk membela Kejagung. Meski PKS menjadi oposisi di pemerintahan.
"Jika macam-macam Jaksa Agung tak dibantu, saya terdepan. Meski PKS diluar pemerintahan, tapi bantu Kejaksaan Agung," tandasnya.
- Penulis :
- Aditya Andreas