
Pantau.com - Mantan Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull telah memperingatkan Pemerintah Federal Australia jika memindahkan kedutaan besar Australia di Israel akan disambut dengan reaksi negatif dari Indonesia. Hal ini diungkapkan usai bertemu dengan Presiden Indonesia Joko Widodo dalam acara Konferensi Kelautan di Nusa Dua, Bali.
Pengganti Trunbull, Scott Morrison sebelumnya melontarkan gagasan akan memindahkan kedutaan Austraslia di Tel Aviv ke Jerusalem.
Malcolm Turnbull dengan tegas menunjukan jika dirinya menentang langkah itu dan mengatakan, Presiden Joko Widodo secara langsung mengungkapkan keprihatinan beliau kepada dirinya.
Baca juga: Ancaman Indonesia ke Australia Terkait Isu Palestina Kini Terbuka
"Tidak diragukan lagi, jika langkah itu terjadi akan memicu reaksi yang sangat negatif di Indonesia," kata Turnbull, seperti dikutip ABC, Senin (29/10/2018).
"Indonesia bagaimanapun juga merupakan negara mayoritas Muslim terbesar di dunia, jadi kita harus berpikir jernih tentang itu," tambahnya.
"Kami harus mempertimbangkan kepentingan nasional Australia, dan kepentingan kami di wilayah ini, ketika kami mempertimbangkan keputusan seperti ini," ucap Turnbull.
Mengomentari secara terbuka tentang masalah ini untuk pertama kalinya, Malcolm Turnbull mengakui kalau pemerintah Australia telah memutuskan untuk memindahkan kedutaan Australia di Israel setelah sangat berhati-hati dan mempertimbangkan saran dari berbagai pihak.
Kunjungannya ke Indonesia datang pada saat yang penting, dimana kedua negara itu secara resmi menandatangani kesepakatan perdagangan bebas sebelum akhir tahun ini.
Malcolm Turnbull mengklaim berkat persahabatannya yang akrab dengan Presiden Joko Widodo, yang meletakkan dasar kesepakatan itu dan mengatakan dia tidak punya alasan untuk percaya kesepakatan itu tidak akan direalisasikan.
Baca juga: Ketua DPR Kecam Rencana Pemindahan Kedubes Australia ke Yerusalem
"Saya yakin kesepakatan itu akan ditandatangani dalam beberapa minggu, saya tidak punya alasan untuk percaya itu tidak akan ditandatangani," katanya.
"Tentu saja itu harus diratifikasi melalui sistem parlementer Indonesia sesuai prosedur yang berlaku," pungkasnya.
Scott Morrison melakukan perjalanan ke Jakarta pada bulan Agustus, kurang dari seminggu setelah mengambil alih pimpinan tertinggi di pemerintahan federal Australia, untuk mengumumkan kedua negara telah menyelesaikan negosiasi atas kesepakatan perdagangan bebas bilateral yang proses penyusunannya telah berlangsung selama delapan tahun.
Ada kekhawatiran terkai pernyataan Scott Morrison tentang Israel dapat menggagalkan kesepakatan ini, mengingat dukungan kuat Indonesia untuk negara Palestina.
- Penulis :
- Noor Pratiwi