billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Geopolitik

Netanyahu Ngotot Pertahankan Militernya di Perbatasan Gaza-Mesir

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Netanyahu Ngotot Pertahankan Militernya di Perbatasan Gaza-Mesir
Foto: Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu. (Getty Images)

Pantau - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan tak bakal menarik pasukan dari Koridor Philadelpia, yang terletak di perbatasan antara Jalur Gaza dan Mesir.

Dalam rapat Kabinet Keamanan Israel, Netanyahu menjawab pertanyaan Menteri Pertahanan (Menhan) Yoav Gallant.

“Saya ingin membebaskan para sandera kami seperti halnya Anda,” ujar Netanyahu, melansir Anadolu, Senin (2/9/2024).

Gallant menyerukan pertemuan darurat Kabinet Keamanan untuk membatalkan keputusannya mempertahankan pasukan di Koridor Philadelphia.

Dalam sebuah pernyataan, Gallant menyebut, Kabinet Keamanan harus segera bertemu dan membatalkan keputusan yang dibuat pada Kamis (29/8/2024).

  Baca Juga: 
  - Israel Perpanjang Penempatan Militer di Koridor Philadelphia
  - Mesir Desak Israel Tinggalkan Koridor Philadelphia dan Perbatasan Rafah

“Kami membuat keputusan yang baik pada pertemuan Kabinet terakhir. Sekarang kita membatalkannya setelah sandera kita dibunuh?” tanyanya.

Militer Israel mengaku telah menemukan mayat enam sandera di Gaza. Surat kabar Israel, Haaretz, melaporkan tiga dari para sandera itu seharusnya dibebaskan dalam tahap pertama kesepakatan pertukaran sandera.

“Mereka masuk dalam daftar pada awal Juli. Anda bisa membawa mereka kembali,” kata sumber tersebut.

Hamas menegaskan, keenam sandera itu tewas aibat serangan udara Israel di Gaza. Israel mengungkapkan, lebih dari 100 sandera masih ditahan Hamas di Gaza. Beberapa di antaranya diperkirakan tewas.

Pada Kamis (29/8/2024), Kabinet Keamanan Israel setuju untuk mempertahankan militer di Koridor Philadelpia jika ada kesepakatan untuk bertukar sandera dan menghentikan pertempuran.

Ini berarti Kabinet Keamanan Israel sepakat dengan Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dalam masalah ini.

  Baca Juga: 
  - Netanyahu Minta Pengamanan Ketat untuk Anaknya di AS
  - Netanyahu Tak Yakin Ada Gencatan Senjata Imbas Tewasnya Para Sandera Israel

Amerika Serikat (AS), Qatar, dan Mesir berupaya mencapai kesepakatan antara Israel dan Hamas selama beberapa bulan.

Mereka ingin memastikan adanya pertukaran sandera, gencatan senjata, serta mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk ke Gaza. Namun, negosiasi tertunda lantaran Netanyahu enggan menghentikan perang.

Israel tetap melanjutkan serangannya ke Gaza meskipun ada resolusi PBB yang menyerukan penghentian pertempuran.

Serangan-serangan tersebut telah menewaskan lebih dari 40.700 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan melukai lebih dari 94.100 lainnya.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ). Pengadilan juga memerintahkan penghentian operasi militer di Rafah, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mengungsi sebelum wilayah itu diserang pada 6 Mei 2024.

Sumber: Anadolu

Penulis :
Khalied Malvino
Editor :
Khalied Malvino

Terpopuler