
Pantau - Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Ethiopia mengumumkan pada Selasa (8/10/2024) bahwa 51 warga negaranya telah dievakuasi dari Lebanon menyusul memburuknya kondisi regional.
Dalam pernyataan resmi, Kemlu Ethiophia menyebutkan bahwa sebuah komite khusus telah dibentuk untuk memfasilitasi proses evakuasi, dengan prioritas diberikan kepada wanita dan anak-anak. Selain itu, mereka menegaskan bahwa evakuasi lanjutan direncanakan.
Kemlu Ethiopia juga melaporkan bahwa pihak konsulat sedang berupaya memindahkan warganya ke lokasi yang lebih aman di dalam Lebanon hingga evakuasi tambahan dapat dilakukan.
Menurut laporan dari Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM), warga Ethiopia menyumbang sekitar 20 persen dari lebih 250.000 pekerja migran domestik asing di Lebanon, yang sebagian besar berasal dari Afrika dan Asia.
BACA JUGA: Ethiopia Cemaskan Pengiriman Senjata ke Somalia
Sejak 23 September 2024, Israel telah melakukan serangan udara besar-besaran di seluruh Lebanon, menargetkan apa yang mereka sebut sebagai lokasi Hizbullah, mengakibatkan lebih dari 1.250 orang tewas, 3.618 terluka, dan lebih dari 1,2 juta orang kehilangan tempat tinggal.
Serangan udara ini menandai eskalasi signifikan dalam konflik lintas batas yang sedang berlangsung antara Israel dan Hizbullah, yang semakin meningkat setelah serangan militer Israel di Jalur Gaza yang telah menewaskan hampir 42.000 jiwa, sebagian besar adalah perempuan dan anak-anak, sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.
Meskipun ada kekhawatiran internasional tentang potensi konflik regional akibat serangan Israel yang terus menerus terhadap Gaza dan Lebanon, Tel Aviv memperburuk situasi dengan memulai invasi darat di Lebanon selatan pada 1 Oktober 2024. (Anadolu)
BACA JUGA: Israel Perintahkan Evakuasi Warga Sipil di 26 Kota Perbatasan Lebanon
- Penulis :
- Khalied Malvino