Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Palestina Apresiasi Seruan PM Spanyol Setop Suplai Senjata ke Israel

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Palestina Apresiasi Seruan PM Spanyol Setop Suplai Senjata ke Israel
Foto: Perdana Menteri (PM) Spanyol, Pedro Sanchez, berbicara dalam sesi pleno di Kongres Deputi di Madrid, Spanyol, pada Rabu (9/10/2024). (Getty Images)

Pantau - Palestina menyambut baik seruan Perdana Menteri (PM Spanyol, Pedro Sanchez, untuk menghentikan ekspor senjata ke Israel, yang tengah melakukan serangan di Gaza dan Lebanon.

Dalam pernyataan resmi, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Palestina menyatakan bahwa seruan Sanchez "sepenuhnya sesuai dengan hukum internasional dan resolusi legitimasi internasional serta mendukung solusi dua negara dan prinsip-prinsip hak asasi manusia."

Sanchez mengajak komunitas internasional untuk menangguhkan ekspor senjata ke Israel. Dia juga menekankan bahwa Spanyol telah menghentikan penjualan senjata ke Israel sejak Oktober 2023.

Kementerian itu juga menegaskan, "negara-negara yang memasok senjata dan peralatan militer ke Israel bertanggung jawab atas dorongannya untuk terus melakukan kejahatan dan pelanggaran terhadap rakyat Palestina."

Mereka mendesak para penandatangan Perjanjian Perdagangan Senjata untuk "bertindak tegas menghentikan penggunaan senjata dan peralatan militer oleh Israel yang melanggar hukum kemanusiaan internasional, hak asasi manusia, dan menyerang warga sipil Palestina."

BACA JUGA: Perdana Menteri Spanyol Serukan Penghentian Ekspor Senjata ke Israel

Data terbaru dari Stockholm International Peace Research Institute menunjukkan bahwa AS menyuplai 70,2 persen kebutuhan senjata konvensional Israel antara 2011 dan 2020, diikuti Jerman 23,9 persen dan Italia 5,9 persen. Pada bulan April, Kongres AS menyetujui bantuan sebesar USD17 miliar untuk Israel sebagai bagian dari paket bantuan militer asing senilai USD95 miliar.

Selain itu, data dari Campaign Against Arms Trade (CAAT) mengungkapkan bahwa Jerman menjual senjata senilai €326,5 juta ke Israel pada tahun 2023, meningkat sepuluh kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

Ketegangan regional semakin meningkat akibat ofensif brutal Israel di Jalur Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 42.200 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak, setelah serangan Hamas pada Oktober 2023.

Konflik ini meluas ke Lebanon, dengan Israel meluncurkan serangan mematikan yang telah menewaskan lebih dari 1.437 orang dan melukai lebih dari 4.123 lainnya sejak 23 September.

Meskipun ada peringatan internasional bahwa kawasan Timur Tengah berada di ambang perang regional akibat serangan tanpa henti Israel di Gaza dan Lebanon, Tel Aviv memperluas konflik dengan melancarkan serangan darat ke Lebanon selatan pada 1 Oktober 2024. (Anadolu)

BACA JUGA: AS Desak Israel Atasi Kondisi Buruk di Gaza, Dorong Gencatan Senjata dengan Hamas

Penulis :
Khalied Malvino
Editor :
Khalied Malvino