
Pantau - Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu dievakuasi ke area aman di sebuah rumah sakit di Israel utara, Senin malam (14/10/2024) waktu setempat, setelah sirene peringatan serangan udara berbunyi akibat kemungkinan serangan roket dari Lebanon.
Netanyahu berada di RS Hillel Yaffe, Kota Hadera, saat sirene berbunyi. Dia sedang menjenguk para prajurit Israel yang terluka dalam serangan drone Hizbullah pada Minggu (13/10/2024), yang menewaskan empat tentara dan melukai puluhan lainnya, menurut laporan KAN, penyiar publik Israel.
"Segera setelah sirene berbunyi, tim keamanan Netanyahu membawanya ke area aman dan terlindungi di rumah sakit," tambah KAN.
KAN juga melaporkan bahwa 41 tentara korban serangan drone Hizbullah masih dirawat di beberapa rumah sakit di Israel utara, dengan enam di antaranya dalam kondisi serius.
BACA JUGA: Amerika Serikat Tolak Ancaman Netanyahu Terhadap Lebanon: Tak Akan Biarkan Lebanon Jadi Gaza Kedua
Menanggapi serangan itu, Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant berjanji akan melakukan aksi balasan terhadap Hizbullah dan Lebanon.
Sejak 23 September 2024, Israel telah melancarkan serangan udara besar-besaran ke berbagai wilayah Lebanon yang diklaim sebagai basis Hizbullah, menewaskan lebih dari 1.542 orang, melukai lebih dari 4.555, dan membuat lebih dari 1,34 juta orang kehilangan tempat tinggal.
Serangan lintas batas ini merupakan eskalasi terbaru dari ketegangan antara Israel dan Hizbullah, yang semakin memanas sejak dimulainya ofensif Israel di Jalur Gaza. Dalam konflik Gaza, hampir 42.300 orang –-mayoritas perempuan dan anak-anak-- dilaporkan tewas setelah serangan masif Israel menyusul serangan Hamas Oktober 2023.
Meski ada peringatan internasional tentang potensi pecahnya perang regional di Timur Tengah, Israel memperluas operasi militernya dengan meluncurkan serangan darat ke Lebanon selatan pada 1 Oktober 2024. (Anadolu)
- Penulis :
- Khalied Malvino