Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

Jalan Terjal Yahya Sinwar, Dipenjara saat Masih Muda hingga Syahid Diserang Drone Israel

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Jalan Terjal Yahya Sinwar, Dipenjara saat Masih Muda hingga Syahid Diserang Drone Israel
Foto: Kepala Biro Politik Hamas, Yahya Sinwar. (Getty Images)

Pantau - Yahya Sinwar, pemimpin Hamas, terus beroperasi dari Gaza selama setahun serangan Israel, mengambil alih kendali penuh atas kelompok tersebut setelah kematian Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, yang diyakini dibunuh oleh Israel pada akhir Juli 2024.

Di bawah arahan Sinwar, Hamas tetap mempertahankan tekanan militer di Gaza meskipun menghadapi serangan Israel, dengan melancarkan serangan terhadap posisi Israel serta menjaga administrasi sipil di seluruh Jalur Gaza.

Sinwar telah menjadi target utama militer Israel selama serangan di Gaza, dengan banyak klaim mengenai penangkapannya atau kematiannya yang terbukti salah.

Pejabat Israel menyatakan Sinwar adalah salah satu otak di balik serangan Hamas pada 7 Oktober 2024, bersamaan dengan Mohammed Deif selaku komandan sayap militer Hamas, dan Marwan Issa yang juga wakil Deif.

Baca juga: Hamas Tak Bisa Dimusnahkan, Klaim Kematian Yahya Sinwar Belum Terkonfirmasi

Sinwar, yang dikenal sebagai Abu Ibrahim, lahir pada 1962 di kamp pengungsi Khan Younis. Keluarganya adalah pengungsi yang terpaksa meninggalkan desa al-Majdal pada tahun 1948.

Dia pertama kali ditangkap pihak otoritas Israel pada usia 20 tahun karena "aktivitas Islam". Selama di penjara, Sinwar dekat dengan pendiri Hamas, Sheikh Ahmed Yassin, dan membantu mendirikan organisasi keamanan internal Hamas, al-Majd.

Setelah dibebaskan dalam pertukaran tahanan pada tahun 2011, Sinwar cepat naik pangkat di dalam Hamas. Dia menjadi anggota biro politik Hamas di Gaza pada 2013 dan pemimpin gerakan tersebut pada 2017.

Meskipun sebelumnya menunjukkan tanda-tanda pergeseran ke arah perlawanan non-bertempur, situasi politik yang berubah di Israel pada akhir 2022 tampaknya memengaruhi pandangannya.

Baca juga: Yahya Sinwar Tewas, AS Kembali Dorong Proposal Gencatan Senjata

Sebagai pemimpin, Sinwar juga berupaya membangun hubungan regional, mengembalikan hubungan dengan Mesir dan membangun kembali keterkaitan dengan Iran setelah ketidaksepakatan terkait perang saudara Suriah.

Analisis menunjukkan Sinwar adalah seorang pragmatis yang beradaptasi antara keterlibatan politik dan kekerasan bersenjata sesuai dengan situasi yang ada.

Sebagai bagian dari upaya negosiasi untuk gencatan senjata dan pertukaran tawanan antara Hamas dan Israel, Sinwar terus memegang peranan penting dalam memimpin Hamas di Gaza. (Al Jazeera)

Penulis :
Khalied Malvino