
Pantau - Badan PBB untuk Pengungsi Palestina (UNRWA) pada Jumat (29/11/2024) menyatakan, Gaza Tengah mengalami pemboman paling intens terhadap warga sipil sejak Perang Dunia II.
Pernyataan itu disampaikan dalam rangka memperingati Hari Solidaritas Internasional dengan Rakyat Palestina.
Dalam pernyataannya, UNRWA menyoroti “kesulitan yang dialami oleh pengungsi Palestina” dan menegaskan, situasi ini tetap menjadi krisis pengungsi terlama belum terselesaikan di dunia.
“Dalam setahun terakhir, Gaza telah mengalami pemboman paling intens terhadap populasi sipil sejak Perang Dunia II,” demikian ungkap UNRWA, mengutip Anadolu.
Baca juga: UNRWA Peringatkan Musim Dingin Perburuk Krisis Gaza
Hari Solidaritas Internasional dengan Rakyat Palestina, yang diakui oleh PBB sejak 1977, ditetapkan berdasarkan Resolusi 181 yang disahkan oleh Majelis Umum PBB pada 29 November 1947.
Resolusi tersebut menyerukan pembagian wilayah Palestina menjadi dua negara, yaitu negara "Arab" dan "Yahudi".
Israel melancarkan perang genosida terhadap Jalur Gaza setelah serangan lintas batas oleh kelompok Hamas pada Oktober 2023.
Serangan tersebut menewaskan lebih dari 44.300 orang, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, serta menyebabkan lebih dari 104.900 orang terluka.
Baca juga: UNRWA Terancam, Lazzarini Bersumpah Terus Bantu Palestina
Genosida yang memasuki tahun kedua di Jalur Gaza ini semakin mendapatkan kecaman internasional.
Banyak pejabat dan lembaga internasional menilai serangan ini dan pemblokiran bantuan kemanusiaan sebagai upaya sengaja untuk memusnahkan suatu populasi.
Pekan lalu, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanan Yoav Gallant terkait dengan kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.
Israel juga menghadapi kasus genosida di Mahkamah Internasional (ICJ) terkait perang mematikan yang dilancarkannya di Gaza.
- Penulis :
- Khalied Malvino