
Pantau - Komisaris Jenderal UNRWA, Philippe Lazzarini, bersumpah pada Rabu (13/11/2024) untuk terus beroperasi meski DPR Israel, Knesset, yang melarang aktivitas badan tersebut.
Lazzarini menyebut situasi di Jalur Gaza semakin kritis, menyatakan "ini adalah saat tergelap bagi UNRWA dalam 75 tahun."
Ia melaporkan bahwa serangan Israel telah menewaskan 243 staf UNRWA, sementara kampanye disinformasi terhadap badan ini semakin intensif.
Knesset Israel mengesahkan RUU yang melarang kegiatan UNRWA mulai Januari, memperburuk kecemasan staf di Tepi Barat dan Gaza.
“Kami akan beroperasi hingga tak lagi mungkin,” ujarnya, seraya menegaskan komitmen UNRWA melayani pengungsi Palestina meski di tengah ancaman.
Sebagai otoritas pendudukan, Israel bertanggung jawab memenuhi kebutuhan di Gaza dan Tepi Barat jika UNRWA tak lagi dapat beroperasi, lanjutnya.
Dia menyebut larangan ini bermotif politik, bertujuan mencabut status pengungsi Palestina dan mengubah solusi politik secara sepihak.
Baca juga:
- Waduh! DPR Israel Sahkan UU Deportasi Keluarga Palestina
- Kemlu RI Kutuk Larangan Israel terhadap Operasionalisasi UNRWA di Palestina
Lazzarini menggambarkan serangan terhadap UNRWA sebagai serangan terhadap PBB dan Dewan Keamanan, dan menyebut ini melemahkan tatanan dunia yang dibangun usai Perang Dunia II.
"Kemauan politik dibutuhkan demi keberlangsungan UNRWA dalam waktu yang semakin terbatas," ujarnya.
Menanggapi permintaan utusan Israel agar ia mundur, Lazzarini menjawab, “Ini bukan soal saya, tapi fungsi yang jadi target.”
Dalam pandangannya, perang di Gaza ini tak terbandingkan, dengan korban dari jurnalis hingga petugas kesehatan mencapai tingkat “tak pernah terjadi sebelumnya” dan skala kehancuran yang jauh melampaui laporan.
Kondisi kehidupan yang “tak manusiawi” membuat anak-anak Gaza hidup di antara sampah dan limbah.
“Kata-kata sering tak cukup,” ujarnya.
Bahkan istilah "genosida" pun tak mampu menggambarkan penderitaan yang mereka alami. Beberapa warga Gaza bahkan berharap kematian sebagai akhir dari kehilangan dan kehancuran yang mereka hadapi setiap hari. (Anadolu)
- Penulis :
- Khalied Malvino