
Pantau - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS) Donald Trump berencana menunjuk loyalisnya, Kash Patel sebagai Kepala Biro Investigasi Federal (FBI). Keputusan ini diprediksi akan mengubah dinamika lembaga tersebut dan menargetkan lawan politik Trump.
Trump mengumumkan rencana ini melalui platform media sosialnya, Truth Social, pada Sabtu (30/11/2024). Patel, yang hendak merampingkan struktur badan intelijen dan memburu "konspirator" di pemerintahan serta media, dinilai akan mengembalikan "kesetiaan, keberanian, dan integritas" FBI.
“Kash adalah pengacara, penyelidik, dan pejuang ‘America First’ yang cemerlang. Ia telah menghabiskan kariernya untuk mengungkap korupsi, membela keadilan, dan melindungi rakyat Amerika,” tulis Trump, melansir Al Jazeera, Minggu (1/12/2024).
Pengumuman ini menandakan bahwa Direktur FBI saat ini, Christopher Wray, harus mengundurkan diri atau diberhentikan ketika Trump menjabat pada 20 Januari 2025. Meski Wray memiliki masa jabatan 1 dekade, pemberhentiannya dinilai tak mengejutkan mengingat kritik terbuka Trump terhadapnya dan FBI.
Baca juga: FBI Gak Yakin Trump Kena Sasaran Tembak
Wray, yang menggantikan Jim Comey, memimpin FBI selama penyelidikan terhadap Trump terkait dugaan perintangan keadilan dan penggeledahan Mar-a-Lago untuk dokumen rahasia, yang berujung pada dakwaan.
Penunjukan Patel disinyalir akan memicu perdebatan sengit di Senat AS, yang harus menyetujui nominasi tersebut. Sebelumnya, rencana Trump untuk menunjuk Matt Gaetz memimpin Departemen Kehakiman gagal terealisasi.
Patel, walau kurang dikenal publik, dianggap sebagai tokoh kontroversial. Dia mendukung retorika Trump tentang keberadaan "deep state", menyerukan "pembersihan besar-besaran" terhadap pegawai pemerintah yang tidak loyal kepada Trump, dan menyebut jurnalis sebagai pengkhianat.
Patel bahkan berjanji akan berupaya menuntut beberapa dari mereka. Patel juga berencana menutup markas besar FBI di Washington dan menjadikannya museum "deep state".
Baca juga: Elon Musk Desak Hapus Lembaga Pelindung Konsumen AS
Sebagai putra imigran India, Patel pernah menjabat di sejumlah posisi penting selama masa jabatan pertama Trump, termasuk sebagai penasihat keamanan nasional dan Kepala Staf Kementerian Pertahanan (Kemhan) sementara.
“Kash melakukan pekerjaan luar biasa selama masa jabatan pertama saya,” ujar Trump.
Patel akan ditugaskan untuk “mengakhiri epidemi kejahatan yang berkembang di Amerika, membongkar geng kriminal migran, serta menghentikan perdagangan manusia dan narkoba di perbatasan.”
Selama beberapa bulan terakhir masa jabatan pertamanya, Trump sempat mencoba menempatkan Patel sebagai wakil direktur FBI atau CIA.
Baca juga: Trump Tunjuk Presenter Fox Business sebagai Menteri Transportasi AS
Namun, mantan Jaksa Agung William Barr menolak keras usulan tersebut. Dalam memoarnya, Barr menyebut Patel tak memiliki pengalaman memadai untuk memimpin lembaga penegak hukum terkemuka dunia.
Selain Patel, Trump juga mengumumkan Sheriff Chad Chronister dari Hillsborough County, Florida, sebagai Kepala Administrasi Penegakan Narkotika (DEA). Chronister dikenal bekerja sama erat dengan Pam Bondi, calon Jaksa Agung pilihan Trump.
“Chad akan bekerja dengan Jaksa Agung Pam Bondi untuk mengamankan perbatasan, menghentikan aliran Fentanil, dan menyelamatkan nyawa,” tulis Trump di Truth Social.
Penunjukan Patel dan Chronister menunjukkan upaya Trump untuk mengisi jabatan kunci dengan orang-orang yang sejalan dengan visi dan kebijakannya.
- Penulis :
- Khalied Malvino







