HOME  ⁄  Internasional

Imran Khan dan Istri Dituntut atas Penjualan Ilegal Hadiah Negara

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

Imran Khan dan Istri Dituntut atas Penjualan Ilegal Hadiah Negara
Foto: Eks Perdana Menteri (PM) Pakistan, Imran Khan. (Getty Images)

Pantau - Pengadilan Pakistan pada Kamis (12/12/2024) menuntut mantan Perdana Menteri (PM) Imran Khan yang kini dipenjara beserta istrinya, Bushra Bibi, atas tuduhan baru terkait penjualan ilegal hadiah negara, lapor stasiun televisi lokal Geo, seperti dilansir dari Reuters.

Tuntutan ini menjadi yang terbaru dari puluhan kasus yang menimpa Khan, mantan bintang kriket berusia 72 tahun itu sudah dibui sejak akhir 2023. Khan dan Bibi sudah mendapat jaminan dalam kasus ini, yang merupakan bagian dari serangkaian tuduhan mengenai uang negara--biasa dikenal dengan sebutan "Toshakhana".

Tuduhan itu berfokus pada dugaan Khan dan istrinya secara ilegal memperoleh dan menjual hadiah negara senilai lebih dari 140 juta rupee (sekitar Rp11,2 miliar), diterima selama masa jabatannya sebagai PM Pakistan sejak 2018 hingga 2022. Kompak keduanya menepis tuduhan itu.

Khan dan Bibi sebelumnya dijatuhi hukuman 14 tahun penjara atas tuduhan ini beberapa hari sebelum Pemilu 2024, setelah Khan dijatuhi hukuman tiga tahun penjara pada akhir 2023 dalam versi kasus serupa. Namun, hukuman pasangan suami istri itu sudah ditangguhkan di pengadilan banding.

Baca juga:

Hadiah yang dipersoalkan termasuk perhiasan berlian dan tujuh jam tangan, enam di antaranya merek Rolex, dengan nilai tertinggi senilai 85 juta rupee (sekitar Rp6,8 miliar).

Awal Desember 2024, Khan juga dihadapkan pada tuduhan menghasut serangan terhadap militer, sebuah kasus berakar dari aksi protes anti-pemerintah yang mematikan dipimpin partainya pada 2023.

Bibi juga memimpin aksi protes mematikan dengan ribuan pendukung di ibu kota Islamabad pada 25 November 2024, kian memanaskan ketegangan dengan pemerintah dan pendukung militer.

Sejak digulingkan pada 2022, Khan sudah menghadapi sederet kasus hukum. Khan dan partainya menyatakan semua tuduhan ini dibuat untuk menghalanginya berpolitik atas perintah militer setelah ia berselisih dengan jenderal militer. Namun, militer Pakistan membantah tuduhan tersebut.

Penulis :
Khalied Malvino

Terpopuler