
Pantau - Pemimpin Islamis Suriah yang kelompoknya memimpin serangan hingga menggulingkan Bashar al-Assad, bertemu dengan utusan PBB Geir Pedersen di Damaskus pada Minggu (15/12/2024), demikian pernyataan di saluran Telegram kelompok militan tersebut, mengutip AFP, Senin (16/12/2024).
Abu Mohammed Al-Golani, pemimpin Hayat Tahrir Al-Sham (HTS) yang kini menggunakan nama aslinya, Ahmed Al-Sharaa, membahas dengan Pedersen "perubahan yang terjadi di panggung politik yang membuat perlu adanya pembaruan" Resolusi Dewan Keamanan PBB tahun 2015 "agar sesuai dengan realitas baru," menurut pernyataan tersebut.
HTS yang dipimpin Golani berakar pada cabang Al-Qaeda di Suriah, yaitu Front Al-Nusra, yang oleh banyak negara Barat telah ditetapkan sebagai organisasi "teroris".
Resolusi Dewan Keamanan PBB 2254 tahun 2015, yang dirujuk dalam pernyataan itu, menetapkan peta jalan menuju penyelesaian politik di Suriah, termasuk menyebutkan status "teroris" Nusra.
Pada Selasa (10/12/2024), Pedersen menuturkan, penetapan Nusra sebagai organisasi teroris oleh Dewan Keamanan PBB adalah "jelas menjadi faktor yang memperumit" upaya mencari jalan ke depan.
Baca juga:
- Rusia Jalin Kontak Langsung dengan Hayat Tahrir al-Sham
- Kremlin Konfirmasi Bashar al-Assad dan Keluarga Dapat Suaka
Namun, ia menekankan pentingnya melihat HTS, yang memutus hubungan dengan Nusra pada 2016 dan berupaya melunakkan citranya, dalam konteks perang saudara Suriah.
Pernyataan kelompok militan ini juga menyebutkan Golani menekankan "pentingnya menjaga persatuan wilayah Suriah, rekonstruksi, dan pencapaian pembangunan ekonomi."
Golani juga mengangkat isu "pentingnya menyediakan lingkungan aman untuk kembalinya para pengungsi serta memberikan dukungan ekonomi dan politik untuk hal itu," tambah pernyataan tersebut.
Sebelumnya, Pedersen mendesak dimulainya "proses politik... yang mencakup semua rakyat Suriah".
"Proses itu jelas harus dipimpin oleh rakyat Suriah sendiri dengan bantuan dan dukungan dari masyarakat internasional," katanya.
- Penulis :
- Khalied Malvino