
Pantau - Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban mengajukan seruan untuk gencatan senjata selama perayaan Natal di Ukraina dan Rusia. Usulan ini disampaikan Orban saat konferensi pers usai menghadiri pertemuan Dewan Eropa di Brussels, Belgia, Jumat (20/12/2024).
Dalam pernyataannya, Orban menekankan bahwa melindungi kehidupan merupakan inti dari nilai-nilai masyarakat Eropa. Oleh karena itu, momentum Natal dapat dimanfaatkan untuk menghentikan pertumpahan darah.
“Natal adalah saat yang suci. Tidak ada alasan untuk tidak menghentikan pertumpahan darah di medan perang selama dua atau tiga hari perayaan Natal Kristen Ortodoks,” ujar Orban melalui unggahan di media sosialnya.
Ia juga mengusulkan pertukaran tahanan perang antara Ukraina dan Rusia, yang melibatkan sekitar 700 tahanan dari masing-masing pihak. Menurutnya, langkah ini tidak hanya menyelamatkan nyawa, tetapi juga memungkinkan ratusan orang untuk kembali ke keluarga mereka.
Baca Juga:
PM Orban Jamin Putusan ICC tak Berlaku di Hungaria
Respons dari Pemimpin Dunia
Presiden Rusia Vladimir Putin menyatakan kesediaannya untuk mempertimbangkan usulan tersebut, namun menyebut Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy menolak ide gencatan senjata itu.
“Viktor Orban mengusulkan langkah ini, dan kami terbuka untuk berdialog. Namun, sepertinya pihak Ukraina tidak mendukung gagasan tersebut,” kata Putin dalam konferensi pers tahunan di Moskow.
Konflik yang Belum Berakhir
Sejak dimulainya invasi Rusia ke Ukraina pada 24 Februari 2022, konflik ini terus menelan korban jiwa tanpa adanya tanda-tanda penyelesaian. Di tengah situasi yang memanas, seruan gencatan senjata seperti yang diusulkan oleh Orban menjadi secercah harapan, meski realisasinya masih diragukan.
Usulan Orban menggarisbawahi pentingnya upaya diplomatik untuk memprioritaskan nilai-nilai kemanusiaan di tengah konflik geopolitik. Namun, keberhasilannya bergantung pada kesediaan kedua belah pihak untuk membuka dialog dan mengesampingkan kepentingan militer sesaat.
- Penulis :
- Ahmad Ryansyah