Pantau Flash
HOME  ⁄  Internasional

PM Orban Jamin Putusan ICC tak Berlaku di Hungaria

Oleh Khalied Malvino
SHARE   :

PM Orban Jamin Putusan ICC tak Berlaku di Hungaria
Foto: Perdana Menteri (PM) Hungaria Viktor Orban (kiri) dan PM Israel Benjamin Netanyahu berbicara dalam konferensi pers usai pertemuan di Yerusalem pada 19 Februari 2019. (Getty Images)

Pantau - Perdana Menteri (PM) Hungaria, Viktor Orban membuat pernyataan mengejutkan pada Jumat (22/11/2024). Dalam wawancara dengan radio negara, Orban mengungkapkan niatnya untuk mengundang PM Israel, Benjamin Netanyahu ke Hungaria.

Orban menegaskan, dirinya menjamin surat perintah penangkapan yang diterbitkan Mahkamah Pidana Internasional (ICC) terhadap Netanyahu "tidak akan berlaku" di Hungaria.

Keputusan ICC yang menerbitkan surat perintah penangkapan terhadap Netanyahu, mantan Menteri Pertahanan (Menhan) Israel, serta pemimpin Hamas Ibrahim Al-Masri terkait dugaan kejahatan perang dan pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Gaza, memicu reaksi keras.

Orban, yang memegang kepemimpinan Uni Eropa selama enam bulan, menyebut keputusan ICC tersebut "salah". Ditambahkannya, Netanyahu dapat melakukan perundingan di Hungaria "dengan aman."

"Hari ini saya akan mengundang PM Israel, Bapak Netanyahu, untuk berkunjung ke Hungaria. Dalam undangan ini, saya akan menjamin bahwa jika ia datang, keputusan ICC tidak akan berlaku di Hungaria. Kami tidak akan mengikuti putusan tersebut," ujar Orban dalam wawancaranya, melansir Reuters.

Baca juga:

Sejak Orban dan partai nasionalis Fidesz meraih kemenangan besar pada Pemilu 2010, hubungan politik antara Orban dan Netanyahu semakin erat. Keduanya pernah bertemu di Budapest pada 2017, menandai kedekatan politik yang terus berlanjut hingga kini.

Keputusan ICC ini mendapat kecaman keras dari Israel dan Gedung Putih. Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa, Josep Borrell menyatakan putusan tersebut bukanlah keputusan politik. Menurutnya, seluruh negara anggota Uni Eropa harus menghormati dan melaksanakan keputusan ICC.

Di dalam Uni Eropa, Hungaria dan Republik Ceko menjadi pendukung kuat Israel. Sementara itu, negara-negara seperti Spanyol dan Irlandia lebih mendukung Palestina. Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Ceko mengungkapkan pihaknya akan menghormati kewajiban hukum internasional.

Namun, PM Ceko, Petr Fiala, menyebut keputusan ICC sebagai "langkah yang disayangkan". Fiala menilai keputusan tersebut merusak otoritas ICC dalam menangani kasus lainnya.

Langkah Orban ini memicu perdebatan sengit di tingkat internasional. Ketegangan mengenai politik luar negeri Uni Eropa dan hubungan negara-negara anggota dengan Israel dan Palestina semakin menghangat.

Penulis :
Khalied Malvino