
Pantau - Kebakaran tangki minyak selama beberapa pekan di Laut Merah yang mengancam tragedi tumpahan minyak besar akhirnya berhasil diselamatkan, menurut sebuah perusahaan keamanan, Jumat (10//2025).
Tangki minyak Sounion yang terdampar itu menjadi ancaman besar dengan 1 juta barel minyak mentah di dalamnya. Tangki ini diserang, lalu dihancurkan dengan bahan peledak oleh milisi Houthi yang didukung Iran dari Yaman.
Dibutuhkan berbulan-bulan bagi para penyelamat untuk menarik kapal tersebut, memadamkan api, dan memindahkan sisa minyak yang ada.
Serangan pertama terhadap kapal berbendera Yunani ini dilakukan pada 21 Agustus 2024 dengan tembakan senjata api kecil, proyektil, dan sebuah kapal drone.
Sebuah kapal perusak Prancis yang tergabung dalam Operasi Aspides berhasil menyelamatkan 25 awak kapal asal Filipina dan Rusia, serta empat personel keamanan pribadi, setelah mereka meninggalkan kapal dan dibawa ke Djibouti.
Baca juga:
- Perintah Pengadilan, Iran Sita Kapal Tangki Minyak AS di Laut Oman
- Serangan Houthi di Laut Merah Guncang Kapal Berlayar
Kemudian, milisi Houthi merilis rekaman yang menunjukkan pihaknya menanam bahan peledak di kapal Sounion dan meledakkannya dalam sebuah video propaganda, merupakan taktik yang sudah mereka lakukan sebelumnya dalam serangan serupa.
Sejak perang di Gaza dimulai pada Oktober 2023, milisi Houthi telah menyerang sekitar 100 kapal dagang menggunakan rudal dan drone.
Mereka juga telah merebut satu kapal dan menenggelamkan dua kapal dalam serangan yang telah menewaskan empat pelaut.
Beberapa rudal dan drone lainnya berhasil dicegat oleh koalisi yang dipimpin AS di Laut Merah, atau gagal mencapai target, termasuk kapal militer Barat.
Milisi Houthi mengklaim menargetkan kapal-kapal terkait Israel, AS, atau Inggris untuk memaksa penghentian serangan Israel terhadap Hamas di Gaza.
Namun, banyak kapal yang diserang tak memiliki atau sangat sedikit kaitannya dengan konflik tersebut, termasuk beberapa kapal yang sedang menuju Iran.
- Penulis :
- Khalied Malvino