
Pantau - Pakar bantuan Amerika Serikat (AS) menepis klaim Presiden Donald Trump negaranya telah menggelontorkan US$50 juta (senilai Rp750 miliar) untuk membeli kondom bagi Gaza yang porak-poranda akibat perang. Trump ingin menjadikan isu ini sebagai contoh pemborosan anggaran negara.
Baca juga: Mesir Bantah Klaim Trump soal Telepon dengan Presiden al-Sisi
"Kami menemukan dan menghentikan $50 juta yang dikirim ke Gaza untuk membeli kondom bagi Hamas," ujar Trump kepada wartawan, merujuk pada kelompok militan yang telah menguasai wilayah Palestina itu selama hampir 20 tahun.
"Dan tahu nggak? Mereka pakai itu buat bikin bom."
Trump tak memerinci bukti atas pernyataannya, yang langsung mendapat bantahan keras dan cemoohan dari para pakar serta lembaga bantuan.
Laporan terbaru dari Badan Pembangunan Internasional AS (USAID) menyebutkan, sejak 2019, AS tak pernah mengirimkan kondom ke Timur Tengah. Satu-satunya bantuan terkait keluarga berencana yang dikirim hanyalah kontrasepsi injeksi dan pil senilai US$45.680 (setara Rp739 juta) ke Yordania pada 2023.
International Medical Corps, organisasi kemanusiaan yang menerima dana sekitar $68 juta (sekitar Rp1,1 triliun) dari USAID untuk operasi di Gaza sejak 7 Oktober 2023, menegaskan dana itu digunakan untuk membangun dua rumah sakit lapangan guna menyelamatkan nyawa, bukan untuk membeli kondom.
"Tidak ada dana pemerintah AS yang digunakan untuk membeli atau mendistribusikan kondom," tegas organisasi itu.
‘Klaim Berbahaya’
Juru Bicara Gedung Putih Karoline Leavitt sebelumnya mengklaim pengeluaran $50 juta (setara Rp750 miliar) itu ditemukan dalam pekan pertama Trump menjabat oleh Departemen Efisiensi Pemerintahan (DOGE) yang dipimpin miliarder teknologi, Elon Musk. Dia menyebutnya sebagai "pemborosan pajak yang konyol."
Namun, Direktur Pusat Kebijakan dan Politik Kesehatan Global Universitas Georgetown, Matthew Kavanagh, mengungkapkan kepada AFP, "Klaim Gedung Putih bahwa DOGE menemukan $50 juta untuk kondom di Gaza jelas tidak masuk akal."
Baca juga: Trump Usul Bangun Iron Dome, Apa Dampaknya bagi AS?
Penghitungan sederhana menunjukkan $50 juta bisa membeli lebih dari satu miliar kondom untuk populasi dewasa di Gaza.
"Bukan satu miliar kondom untuk Gaza yang terjadi di sini," tulis Presiden Refugees International, Jeremy Konyndyk, di X.
"Yang terjadi adalah orang-orang DOGE nggak bisa baca spreadsheet pemerintah," sambungnya.
Host Fox News yang konservatif, Jesse Watters bahkan mengklaim Hamas menggunakan kondom dari AS untuk membuat "bom kondom," yakni balon berisi bahan peledak yang diterbangkan ke Israel. Klaim ini kemudian diulang oleh Trump.
Begitu kembali menjabat pada Senin (20/1/2025), Trump langsung memerintahkan pembekuan bantuan luar negeri selama 90 hari.
Ia berjanji meninjau ulang bantuan agar sesuai dengan kebijakan pemerintahannya yang menolak aborsi, hak transgender, dan program keberagaman.
Menteri Luar Negeri (Menlu) AS, Marco Rubio dalam sebuah memo menyatakan pemerintahan Trump membekukan hampir semua pencairan dana bantuan, kecuali untuk makanan darurat dan bantuan militer ke Mesir serta Israel.
"Apa yang jelas, pemerintahan ini sengaja menyalahartikan dana besar untuk infrastruktur kesehatan di Gaza demi membenarkan penghentian bantuan yang menyelamatkan nyawa di seluruh dunia," ujar Kavanagh.
Sumber: AFP
- Penulis :
- Khalied Malvino